Guru SDN 3 Kota Agung Rela Tempuh Medan Sulit Demi Cerdaskan Anak Bangsa

0
203

Kliksumatera.com, LAHAT- Guru Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, tanpa kenal lelah. Begitulah sekelompok Guru yang mengajar di SDN 3 Kota Agung Kabupaten Lahat Sumsel. Namun sekolah ini harus terpisah dengan induknya tepatnya di Dusun 5 Muara Cawang Desa Singapore, miris memang mereka harus menuju lokasi mengajar dengan jarak tempuh dari 1 jam naik ojek dan 3 jam dengan total 15 km. Harus berjalan kaki dengan Medan yang berliku, lumpur kadang mereka bertemu dengan ular serta binatang hutan lainnya di Daerah 3 T (terdepan, terdalam dan tertinggal).

Siti Arifah SPdi salah satu guru yang mengajar di SDN 3 Mura Cawang Kota Agung ini menuturkan kepada Media ini, awal kisah berdirinya sekolah ini pada tahun 2006 di bawah kepemimpinan Kadiknas Akmaludin SPd yang kasihan terhadap siswa harus turun bukit sekolah ke SDN 3. Lalu dibuatlah SDN 3 Cabang terletak di Dusun 5 Muara Cawang.

Menurut Siti, beliau mengajar di Muara Cawang semenjak diangkat PNS tahun 2014 hingga sekarang, sudah hampir 8 tahun berjibaku menuju Lokasi itupun menurut Ibu Siti tidak bisa PP harus menginap. Jumlah murid saat ini berjumlah 25 Siswa dari kelas 1 hingga kelas 6, memang bukan lah hal mudah kita beradaptasi di sana. ”Awalnya pesimis biasanya kita berangkat pagi menuju sekolah hanya berdurasi hitungan menit sudah sampai di tempat kita mengajar. Namun kali ini berbeda yang dirasa dengan memakan waktu naik motor ojek 1 jam itupun belum sampai ke lokasi baru separuh perjalanan, setelah itu harus berjalan kaki lagi selama 3 jam hingga sampai di Bukit tempat kami mengajar. Tidak bisa harus pulang kami nginap di lokal tempat melakukan aktivitas belajar mengajar. Alhamdulillah semua yang kami lakukan tanpa kenal lelah, tetap semangat demi anak mencerdaskan Anak Bangsa kita tak pernah tau kedepannya nasih mereka. Siapa yang akan menerka akan menjadi pejabat, Polisi, Guru bahkan orang penting lainnya. Semua yang kami lakukan dengan semangat 45,” jelasnya, Rabu (19/10/22).

”Namun kalau boleh kami dari Guru di pedalaman berharap mendapat perhatian dari Pemerintah Kabupaten Lahat untuk menjadikan sekolah kami berdiri sendiri tidak nginduk dari sekolah asal dan ditambah biaya operasional kami khusus kami.” itulah sekelumit harapan dari Ibu Siti berserta rekan yang mengajar di SDN 3 Kota Agung Dusun Muara Cawang Desa Singapore Kecamatan Kota Agung.

Arsito Kades Desa Singapore merasa prihatin dengan kondisi Para Guru yang mengajar di Muara Cawang, beliau berharap kepada pemerintah untuk benar memperhatikan mereka. “Memang kalau untuk pulang pergi tidak cukup waktu, harus bermalam,” ujar Arsito, beliau mengapresiasikan Pahlawan Tanpa Tanda Jasa ini sepatutnya mereka mendapatkan penghargaan yang setimpal. Juga diharapkan Kepala Sekolah Induk harus sesering mungkin memanatau kondisi disana atau sesekali mininamal seminggu sekali datang ke Sekolah di Dusun Muara Cawang tersebut,” tandas Arsito Kades Singapore.

Pemerhati dunia pendidikan Andi Irawan MPd Ketua IGII (Ikatan Guru Indonesia) salut dengan jiwa ksatria 8 Guru yang menjadi Pendidik di SDN 3 Kota Agung yang rela mengajar di sana dengan banyak rintangan demi menuju Lokasi mengajar di atas Bukit Barisan. Bukan hal yang mudah beradaptasi dengan keadaan.

Menurut Andi Irawan MPd perlu diperhatikan Intensif dulu mereka, dana operasional namun dengan syarat apakah Para guru tersebut benar menjalankan kewajibannya sebagai pendidik secara Aktif intinya stand by di Sekolah. Selain itu kata Andi kalau bisa lepas dan membentuk Sekolah yang baru, tapi kembali lagi dengan kebijakan Pemerintah apakah Sekolah ini layak atau tidak menginduk lagi dan mengadakan ujian tersendiri.

Akan banyak mengalami kendala apa bila akan melepaskan diri dari Sekolah Induk misalnya pada waktu ujian. Saat ini sudah berbasis Komputer di SDN 3 Kota Agung 3T itu jangankan sinyal Internet sinyal telepon saja susah selain itu bila suatu waktu perlu Dapodik dipinta gimana kita menghubungi. “Nah dari berkaca mata berbagai kendala belum memungkinkan saat ini akan lepas dari Sekolah Induk. Hanya satu hal terpenting diprioritaskan. Tunjangan operasional dan kesehatan Guru yang mengajar di sana benar- benar menjadi prioritas,” pungkas Andi.

Laporan : Novita
Editing : Imam Gazali

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here