Kliksumatera.com, KAYUAGUNG- Merasa seperti diremehkan oleh pihak eksekutif akan hasil rembuk Aktivis OKI Bersatu yang dilaksanakan pada Rabu 22 Januari 2020 yang lalu. Maka, para aktivis lintas generasi yang terdiri dari aktivis LSM, Ormas, Mahasiswa, dan beberapa aktivis dari Parpol berencana akan menggelar aksi demo di Kantor Pemda OKI. Hal tersebut dilakukan para Aktivis OKI Bersatu, lantaran hasil rembuk yang menghasilkan beberapa rekomendasi untuk eksekutif, legislatif, dan yudikatif sepertinya tidak ada respon. Padahal sebelumnya ketua panitia pelaksana kegiatan yang juga mewakili dari para aktivis, pemuda dan mahasiswa di OKI, Jamaludin Aproni dkk telah mengagendakan kepada pihak eksekutif (Bupati OKI), Legislatif (Ketua DPRD OKI), Yudikatif (Kapolres dan Kajari OKI), bahwa hasil rembuk akan diberikan kepada Bupati OKI, Ketua DPRD OKI, Kapolres dan Kajari OKI pada tanggal 23 Januari 2020 lalu, namun hingga saat ini tak satupun dari Trias Politika tersebut menerima atau menyambut para aktivis OKI bersatu yang telah bersusah payah merumuskan beberapa keluhan dari masyarakat serta dari fakta-fakta yang ada.
Hal tersebut disampaikan oleh Jamaludin Aproni saat dikonfirmasi wartawan terkait hal belum diterimanya hasil rembuk aktivis, pemuda dan mahasiswa, Jumat (7/1/2020). Dikatakannya bahwa rembuk aktivis pemuda dan mahasiswa lintas generasi yang dilaksanakan pada Rabu (22/1/2020) dengan mengambil tema “Peran Aktivis, Pemuda dan Mahasiswa Terhadap Pembangunan Daerah Menuju OKI Mandira” sudah terlaksana. ”Berbagai permasalahan telah dirumuskan dalam rembuk Aktivis, Pemuda dan Mahasiswa tersebut. Adapun yang dibahas terkait dengan tupoksi Eksekutif, legislatif maupun Yudikatif, bahkan dikarenakan waktu rembuk di Gedung Kesenian Kayuagung tidak memungkinkan, maka para aktivis, pemuda dan mahasiswa melakukan rembuk di Hotel Dinasti saat itu,” terangnya.
Lanjutnya, dari rembuk tersebut menghasilkan beberapa rekomendasi. Untuk rekomendasi eksekutif di antaranya “Pastikan adanya bantuan hukum bagi rakyat miskin korban kriminalisasi, pastikan transparansi dan akuntabilitas anggaran daerah dan desa yang dapat diakses masyarakat, pastikan sinergisitas maksimal antara pemuda mahasiswa aktivis dengan pemerintah Kabupaten OKI, pastikan perlindungan hukum terhadap guru dalam pelaksanaan belajar mengajar, pastikan segera menutup warung remang remang.”
Rekomendasi untuk Lembaga Legislatif di antaranya “Pastikan fungsi pengawasan legislatif berjalan maksimal” sementara untuk rekomendasi untuk Yudikatif di antaranya ”Pastikan kejaksaan dan kepolisian tetapkan kasus korupsi menjadi prioritas utama, pastikan pemberantasan peredaran narkoba, dan pastikan penegakan hukum yang berkeadilan.”
Berdasarkan hasil mufakat dari Aktivis Pemuda dan Mahasiswa hasil rembuk tersebut akan diserahkan ke Bupati OKI langsung. Tidak boleh perantara, itulah mengapa pada saat pertemuaan di ruang serbaguna pemda OKI yang diterima oleh Wabup OKI H.M. Djakfar Shodiq, Kabag Humas dan Protokol OKI, M Refly, Kabag Kesra OKI, Syamsudin dan dari kesbangpollinmas OKI, Lukisman, rekomendasi tersebut tidak kita berikan kepada wabup OKI saat itu. ”Sebab kita ingin Bupati OKI, Iskandar SE dapat langsung bertemu dengan perwakilan para aktivis, pemuda dan mahasiswa OKI,” jelasnya.
“Kita kecewa dengan tidak disambutnya para perwakilan aktivis, pemuda dan mahasiswa ini. Kita sudah beri limit waktu satu bulan terhitung tanggal 23 Januari hingga 23 Februari 2020 mendatang. Untuk itu apabila batas waktu sesuai yang dijanjikan juga Bupati OKI tidak ada respon maka sesuai dengan agenda, kita akan melakukan aksi demo di Pemkab. OKI. Bila perlu kita duduki Pemkab.OKI, sebab Pemkab. OKI ini milik kita rakyat OKI,” tandasnya.
Begitu juga halnya disampaikan oleh Andi Leo yang juga selaku Ketua Umum IMOKI kepada awak media ini. ”Saya selaku mahasiswa Ogan Komering Ilir merasa sangat kecewa dengan pemerintahan Kab. OKI di bawah komando Bapak Bupati Iskandar SE, ibaratkan seperti tidak ada sinergi antara nahkoda dan awak kapal, sehingga percuma kita berbicara dengan awak kapal namun awak kapal itupun sendiri tidak sanggup mnyampaikan kepada nahkoda nya. Bagaimana Kabupaten OKI ini bisa membangun SDM pemuda yang unggul jika pemimpinnya saja tak tahu peta dan koordinat-koordinat yang tepat untuk membawa pemuda ke arah yang lebih baik. Jauh sudah Kab. OKI ini tertinggal dengan kabupaten yang ada di Sumsel. Bukan karena SDM-nya yang kurang berbakat tapi karena pemimpinnya yang tak berbakat untuk jadi pemimpin. Pemimpin OKI seperti anti untuk bertemu dengan mahasiswa, bahkan anti dengan kantornya sendiri. Terbukti dengan sangat jarangnya beliau di kantor. Sesibuk-sibuknya pemimpin tak kan pernah mengabaikan masyarakatnya untuk berdialog demi tercapainya OKI yang berjaya dan berkesinambungan. Saling bersinergi antara pemerintah kabupaten dan masyarakat,” paparnya.
“Pak Bupati jangan cuma safari saja sana-sini. Namun tak ada target yang siginifikan. Sampai kami di sini merindu ingin bertemu dan memandang utuh pemimpin kami dengan mata telanjang,” tandasnya.
Laporan : Aliaman
Editor/Posting : Imam Ghazali