Ini Kisah Anak Kecil yang Diangkat Rasulullah sebagai Anaknya

0
322

Kliksumatera.com, PALEMBANG-  Di suatu hari raya, Rasulullah SAW keluar rumah untuk melaksanakan Salat Idul Fitri. Sementara anak-anak kecil tengah bermain riang gembira di jalanan, tampak seorang anak kecil duduk menjauh berseberangan dengan mereka. Dengan pakaian sangat sederhana dan tampak murung, ia menangis tersedu. Demikian kata Ustadz Darul Jalal, SAg dalam penyampaian Khutbah Jumat 29/04/2022 di Masjid Baitul Makmur Sekip Madang Palembang dengan Bilal Salahuddin Hutrizal SE.

Khotib Darul menjelaskan, melihat fenomena ini Rasulullah segera menghampiri anak tersebut. “Nak, mengapa kau menangis? Kau tidak bermain bersama mereka?” ujar Rasulullah membuka percakapan.
Anak kecil yang tidak mengenali bahwa orang dewasa di hadapannya adalah Rasulullah, menjawab, “Paman, ayahku telah wafat. Ia mengikuti Rasulullah dalam menghadapi musuh di sebuah pertempuran. Tetapi ia gugur dalam medan perang tersebut.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam terus mengikuti cerita anak yang murung tersebut. Sambil meraba ke mana ujung cerita, Nabi mendengarkan dengan seksama rangkaian peristiwa dan nasib malang yang menimpa anak tersebut. “Ibuku menikah lagi. Ia memakan warisanku, peninggalan ayah. Sedangkan suaminya mengusirku dari rumahku sendiri. Kini aku tak memiliki apa pun. Makanan, minuman, pakaian, dan tempat tinggal. Aku bukan siapa-siapa. Tetapi hari ini, aku melihat teman-teman sebayaku merayakan hari raya bersama ayah mereka. Dan perasaanku dikuasai oleh nasib kehampaan tanpa ayah. Untuk itulah aku menangis,” cerita sang anak.

Mendengar penuturan ini, batin Rasulullah terenyuh. Ternyata ada anak-anak yatim dari sahabat yang gugur membela agama dan Rasulnya di medan perang mengalami nasib malang begini. Rasulullah segera menguasai diri. Rasul yang duduk berhadapan dengan anak ini segera menggenggam lengannya.

“Nak, dengarkan baik-baik. Apakah kau sudi bila aku menjadi ayah, Aisyah menjadi ibumu, Ali sebagai paman, Hasan dan Husein sebagai saudara, dan Fatimah sebagai saudarimu?” tanya Rasulullah.
Mendengar tawaran itu, anak ini mengerti seketika bahwa orang dewasa di hadapannya tidak lain adalah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. “Kenapa tak sudi, ya Rasulullah?” jawab anak ini dengan senyum terbuka.
Rasulullah kemudian membawa anak angkatnya pulang ke rumah. Di sana anak ini diberikan pakaian terbaik. Ia dipersilakan makan hingga kenyang. Penampilannya diperhatikan lalu diberikan wangi-wangian. Setelah beres semuanya, ia pun keluar dari rumah Rasulullah dengan senyum dan wajah bahagia. Melihat perubahan drastis pada anak ini, para sahabatnya bertanya.
“Sebelum ini kau menangis. Tetapi kini kau tampak sangat gembira?” “Benar sahabatku. Tadinya aku lapar, tetapi lihatlah, sekarang tidak lagi. Aku sudah kenyang. Dulunya aku memang tidak berpakaian, tetapi kini lihatlah. Sekarang aku mengenakan pakaian bagus. Dulu memang aku ini yatim, tetapi sekarang aku memiliki keluarga yang sangat perhatian. Rasulullah SAW ayahku, Aisyah ibuku, Hasan dan Husein saudaraku, Ali pamanku, dan Fatimah adalah saudariku. Apakah aku tidak bahagia?.”
Mendengar sahabatnya, mereka tampak menginginkan nasib serupa. “Aduh, cobalah ayah kita juga gugur pada peperangan itu sehingga kita juga diangkat sebagai anak oleh Rasulullah SAW.”
Waktu terus berjalan. Usia semakin bertambah. Kebahagiaan anak ini pun lenyap ketika selang beberapa tahun setelah itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam meninggal dunia.

Dengan kisah tersebut khotib mengajak jamaah untuk senantiasa berharap dengan hikmah tarbiyah ramadhan mari kita santuni dan peduli dengan anak anak yatim piatu dan kaum dhuafa disekitar kita dan kewajiban kita diantaranya mengeluarkan Zakat Fitrah dan Zakat Mal.

Sementara itu ketua Masjid Baitul Makmur AKBP Purn H.S.Prayitno.SH menjelaskan bahwa takmir masjid selama Ramadhan telah mengisi kegiatan amaliah Ramadhan dengan majlis taklim bapak bapak dan Ibu Pengajian, tadarusan, Sholat Tarawih dan Witir dan insya allah kita melaksanakan kegiatan pembagian Zakat Fitrah/Mal kepada yang berhak menerimanya dengan dibentuknya Panitia Bazis Masjid Baitul Makmur.

Laporan : Yudi
Editing : Imam Ghazali

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here