Kliksumatera.com, LOMBOK- Jembatan penghubung empat dusun Telaga Lebur-Loang Bat dan Lembah Suren Desa Sekotong Tengah, Kecamatan Sekotong putus akibat pengikisan air sungai. Belum adanya penanganan dari Pemda Lobar memaksa warga bergotong royong membangun jembatan darurat. Mengingat jembatan menjadi akses vital, sehingga jembatan darurat dibuat dari pohon kelapa dan kayu balok.
“Kami bersama warga gotong-royong membangun jembatan darurat, kami dibantu bahan-bahan oleh anggota dewan (DPRD),” kata Kepala Dusun Lembah Suren, Nurdin pekan kemarin.
Jembatan penghubung dusun itu putus pada akhir pekan lalu. Tanah di bawah jembatan terkikis oleh air sungai dan air dari pegunungan yang mengalir dari akses jalan aspal diduga penyebab putusnya jembatan itu. Sebenarnya jembatan darurat sudah dibangun sehari setelah kejadian putusnya jembatan. Namun karena kondisi jembatan kurang representatif, dikhawatirkan berbahaya bagi pengendara. Apalagi jembatan itu tidak bisa dilalui kendaraan roda empat. “Makanya warga membangun lagi jembatan darurat yang jauh lebih representatif. Sehingga warga yang mengendarai roda empat pun bisa lewat,” bebernya.
Ia mendesak agar Pemkab Lobar segera membangun jembatan itu secara permanen. Mengingat terdapat sekitar 700-800 jiwa warga di empat dusun di atas perbukitan kawasan itu yang tergantung dengan jembatan itu. Tidak saja desa setempat, namun bagi warga desa lainnya.
Terpisah Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Lobar, Made Arthadana mengatakan bahwa timnya sudah turun ke lokasi jembatan putus. Menurutnya penanganan jembatan darurat, sudah dikoordinasikan dengan kepala BPBD. Pihaknya sudah mengusulkan anggaran untuk penanganan darurat. Namun penanganannya tergantung arahan pimpinan, apakah BPBD menyerahkan ke PU atau BPBD sendiri yang langsung mengerjakan. “Yang jelas secara aturan, prosedur kami sudah lakukan, kami bersurat,” kata Made seraya mengungkapkan perlu juga menunggu kepastian anggaran daerah.
Terkait penanganan jembatan darurat, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pemdes Sekotong Tengah. Solusinya, warga melakukan gotong royong membangun jembatan darurat. Pihaknya sendiri sangat mengapresiasi langkah cepat Pemdes bersama warga untuk membangunan jembatan darurat. “Kami dari Dinas PU mengapresiasi langkah cepat Pemdes dan warga membangun jembatan darurat, yang pasti nanti kami dari PU ikut membantu,” ujarnya.
Bagaimana dengan pembangunan jembatan permanen di lokasi itu? Ia mengaku pastinya diupayakan agar bisa secepatnya. Namun tentu tergantung ketersediaan anggaran daerah. Pihaknya sendiri sedang menghitung kebutuhan anggaran untuk pembangunan jembatan itu. Diperkirakan butuh anggaran di atas Rp 200 juta.
Sumber : Radar Mandalika/Kliksumatera.com
Posting : Imam Ghazali