K-Pop Inspirasi Bagi Generasi?

0
37

Oleh: Mesi Awaliyah

Nama K-Pop, Korea memang sering menjadi sorotan di negeri ini, tarkhusus generasi muda, mulai dari musik, lagu, tim drama korea bahkan pakaian, minyak wangi dan aksesoris lainnya berbau K-Pop Korea, seluruhnya ditiru oleh generasi muda semuanya berlomba-lomba tidak mau kalah saing. Dengan mampu meniru kehidupan K-pop secara serpurna maka akan terlihat keren dan modis di kalangan muda saat ini. Apa yang dilihat, didengar, maka hal inilah yang akan mampengaruhi pola pikir dan aktivitas sehari-hari. Ketika aktivitas pemuda akhir zaman setiap hari hanya nonton drakor, nyanyian lagu korea, berpakaian ala-alakorea, fhoto gaya korea dan apapun itu tentang korea, kira- kira akankah budaya Indonesia yang terekspos? Yang ada bukan budaya Indonesia yang terekspos tetapi budaya korea lah yang semakin menjagat raya, bukan berkreasi mengenalkan keragaman budaya Indonesia tetapi yang ada menjadi bucin korea. Sebagai umat Islam kita pun mengetahui bahwa “Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka da termasuk bagian dari mereka (HR. Abu Daud dan Ahmad). Kebaikan apa yang bisa kita dapat dengan menonoton, meniru kehidupan idol Korea yang dengan gambaran kehidupan mereka yang amat tragis, tak jelas arahnya. Telah kita kenal bersama negara pencetus K-Pop ini salah satu negara dengan tingkat bunuh diri yang cukup tinggi. Menurut data statistik Korea, angka rata-rata bunuh dim 26,6 per 100.000 orang pada 2018. Data Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan tahun 2017 menempatkan angka pada 23 per 100.000 orang, menjadikan Korea dengan tingkat bunuh diri tertinggi di antara anggota negara-negara maju. Data statistik pemerintah menunjukkan jumlah orang di Korea Selatan yang sengaja melukai diri sendiri pada tahun 2020, melonjak hampir 36% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sebanyak 595.724 orang telah dirawat karena depresi sementara tingkat bunuh diri juga meningkat Dalam enam bulan pertama setelah corona virus menyerang, wanita Seoul berusia 20-an mencoba bunuh diri hampir lima kali lebih sering daripada demografi lamanya,” kata seorang pejabat kota kepada media lokal.

 

Pembangunan ekonomi yang gila-gilaan di Korea membuat orang harus terus bergerak cepat agar tak ketinggalan perubahan. Beban ini pun dirasakan oleh anak-anak yang masih sekolah, pada 2017 terdapat laporan yang menunjukkan bahwa 37.2% anak muda mengatakan mereka menderita stres karena beban sekolah dan kerja. Pada usia sekolah antara 10-19 tahun mereka dapat menghabiskan waktu lebih dari 12 jam sehari untuk belajar di sekolah dan les tambahan. Semua usaha tersebut adalah untuk mengepar impian serta gengsi keluarga untuk masuk 3 besar universitas terbaik Termasuk juga beberapa selebriti Korea yang di idolakan oleh banyak pemuda juga terkena dampaknya. Mereka ada yang merasa depresi karena albumnya tak sukses, ada pula yang merasa tertekan karena situasi yang tidak menentu. Salah satunya kematian Sulli menjadi salah satu insiden paling fenomenal di industri Kpop sepanjang 2019, Mantan personel girl group f(x) ini ditemukan meninggal dunia akibat gantung diri di lantai 2 rumahnya (Kompas.com). Begitu juga Jonghyun SHINee ditemukan meninggal dunia dengan membakar briket betubara di atas penggorengan di dalam ruang tertutup pada 18 Desember 2017 Tak banyak yang tahu kalau Jonghyun selama ini menderita depresi yang membuatnya memutuskan bunuh diri (Kapanlagi.com).

 

Tak hanya kasus bunuh diri yang tinggi, negara pencetus K-Pop yang diagung-agungkan generasi mudah ini sebagai inspirasinya ternyata juga mencatat angka tinggi dalam kasus kriminal lainnya. Menurut data Badan Kepolisian Nasional Korea Selatan, Senin yang diserahkan kepada anggota Parlamen Korea Selatan, Kim Hyun, 12.234 perkosaan dan pelecehan seksual lain dilaporkan Jamuan Juli tahun ini. Berarti satu peristiwa terjadi setiap 25 menit, meningkat tajam dalam tiga tahun terakhir. Selama periode itu, negara mencatat 339.186 kasus dan lama kejahatan besar, yaitu pembunuhan, perampokan, kekerasan seksual, pencurian dan kekerasan, atau insiden settap 54 detik Berdasarkan jenis, kasus penyerangan berlangsung setiap satu menit dan 52 detik, pencurian per satu menit dan 53 detik, perampokan per enam jam dan 14 menit, dan pembunuhan per sembilan jam dan 20 menit, data menunjukkan (Antara News).

 

Mengapa ini semua terjadi? Jika memang popularitas adalah hal yang paling penting meraka telah mendapatkannya namun tetap mereka memilih solusi bunuh diri atau jika harta adalah penentu kebahagian, siapa yang tak kenal kekayaan luar biasa yang dimiliki para artis korea ini, namun tetap membuat mereka tak betah hidup. Seperti yang kita ketahui korea merupakan negara dengan mayoritas Atheis, membuat mereka para makluk lemah ketika terjebak masalah dan tidak punya sandaran, tidak punya harapan, yang ada keputus asaan. Lantas generasi ini kah yang menjadi inspirasi?

 

Banyak dari generasi mudah saat ini yang kehilangan arah, kehilangan jati diri, melakukan hal tak perlu dan mengabaikan hal penting, termasuk dalam hal idola. Dimasa ini idols korea merupakan idola yang paling ramai diikuti oleh generasi mudah saat ini. Merekanmengidolakan sesuatu tanpa melihat siapa, apa, bagaimana yang di idolakan, yang penting cantik dan ganteng. Dengan idola itu bisa di akui keren maka segala cara akan dilakukan menyesuaikan sebagaimana sama seperti idolanya. Mulai dari cara berpakaian, hobi tontonan, bahasa, obrolan seluruhnya tentang idolanya. So, apakah ini salah? Kan ini hak asasi masing-masing, dan juga kehidupan masing serta namanya juga idola, sang pujian, jadi lumrah kalau kita mengidolakan sesuatu maka kita ingin memiliki kehidupan, hobi, aktivitas yang sama dengan sang idola.

 

Dalam KBBI dikatakan bahwa idoła adalah orang, gambar, patung dan sebagainya yang menjadi pujaan. Jadi ketika mengidolakan sesuatu maka memang hal yang wajar akan menimbulkan respon ingin sama dalam segala hal dengan idola. Namun yang menjadi pertanyaan siapa yang di idolakan? Dari Anas Radhiyallahu anhu mengatakan, “Kami tidak pernah merasakan kebahagiaan sabagaimana kebahagiaan kami ketika mendengar sabda Rasulullah SAW. Yakni engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai”. Jika K-Pop, korea yang menjadi idola maka di akhirat nanti akan bersama dengan tempat yang mereka tempati, yakni mereka yang tidak punya agama, tidak meyakini Allah. Maka, jangan harap ketika di dunia kita mengidolakan yang tidak sesuai tuntunan rasul dan di akhirat kita menginginkan bertemu Rasulullah SAW.

 

Ada sosok suri tauladan, yang bisa menjadi idola terbaik, untuk digugus dan ditiru yaitu Rasulullah SAW manusia terbaik, manusia yang sudah di jamin surga oleh Allah. Lantas mengapa harus berpaling mencari sosok yang tentang kehidupannya pun belum jelas? Namun inilah potret dewasa kini, melakukan sesuatu tanpa kematangan berpikir, seolah-olah akan hidup di dunia selamanya sehingga yang ada dalam pikirannya yang penting happy fun, padahal akan ada kehidupan abadi setelah dunia yaitu kehidupan akhirat. Inilah yang dinamakan kehidupan sekuler, yakni memisahkan antara agama dan kehidupan, memisahkan kehidupan dunia dan akhirat. Tidak dapat dipungkiri bahwa sistem dunia sekarang termasuk di negeri-negeri muslim menerapkan sistem kehidupan sekularisme sehingga kekacauan berpikir, tidak jelas arah hidup, termasuk kabur dalam memilih idola yang terjadi pada setiap generasi. Sistem sekuralisme mendidik para generasi menjadi materialistis, menjadikan standar kebahagian berdasarkan materi, kesenangan jasmani sehingga sangat wajar banyak generasi yang lupa akan tujuan hidupnya, bahwa dirinya diciptakan oleh Allah ke muka bumi ini hanya untuk beribadah kepada-Nya dan setiap perbuatan yang dilakukan di dunia akan diminta pertanggungjawaban di akhirat.

 

Berbeda jauh dengan sistem kehidupan islam yang sejak dari dini akan mendorong untuk menanamkan akidah yang baik, mengedukasi masyarakat termasuk para generasi mudah untuk selalu menjadikan rasul dan para sahabat sebagai inspirasi.

 

Dalam sistem islam kehidupan para rasul dan sahabat bukan hanya sekedar menjadi sejarah belaka seperti sistem sekuler yang bahkan menganggap hanya dongeng yang tak mungkin terjadi dan mustahil untuk ditiru namun akan menjadi realita yang memang diterapkan dalam kehidupan, para pemuda yang loyalitas terhadap islam, jiwa, raga, harta, waktu, sepenuhnya dikontribusikan untuk Islam dalam meraih ridho Allah SWT. Sosok Muhamad al-Fatih pemuda di usia belia yang mampu menaklukan Konstatinopel, di didik dengan jiwa kestaria Rasululah sebaga idolanya, penyemangat dalam pejuanganya. Ada Thariq bin Ziyad penakluk Andalusia yang kehidupanya di abdikan hanya untuk Islam, ada Zaid bin Tsabit dan banyak lagi, mereka adalah pemuda sukses yang lahir dari hasil didikan islam yang terikat terhadap hukum syara yang menjadikan rasul sebagai inspirasi dan teladan dalam kehidupan mereka. Wallahua’lam bissowab.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here