Oleh: Prayana (Aktivis Muslimah)
Banyak peristiwa besar di tahun 2020 yang terjadi di Sumatera Utara dan menarik perhatian masyarakat nasional. Sepanjang tahun 2020, berbagai peristiwa menghebohkan dan mengejutkan masyarakat, baik di dunia nyata maupun dunia maya hingga viral. Peristiwa-peristiwa tersebut banyak menyita perhatian publik karena menunjukkan lalainya peranan negara dalam mengatasi masalah masyarakat serta kurangnya perhatian negara dalam meriayah umat.
Ada lima peristiwa yang menyita perhatian publik.
1. Puluhan ribu babi di Sumut mati mendadak.
Tercatat hingga 5 Januari 2020. Jumlah kematian babi di Sumut mencapai 35.886 ekor di 18 Kabupaten /kota. Kematian itu disebabkan oleh serangan Hoq cholera (HC) dan African swine fever (ASF) atau demam babi Afrika. (kompas.com, 23/12/2020).
Kepala Dinas Ketahanan pangan dan peternakan Sumut, Azhar Harahap sebelumnya juga menyatakan bahwa langkah yang dilakukan antara lain dengan Bio Security, yakni membatasi lalu lintas dan tidak saling berkunjung, khususnya di kandang yang terjadi kematian akibat Hoq cholera dan ASF, tidak membuang bangkai ke sungai maupun ke hutan serta menjaga sanitasi kandang dan ternak. (kompas.com, 6/1/2020).
Peristiwa ini terjadi sebagai akibat dari penerapan sistem demokrasi yang Kapitalistik. Kebebasan tanpa standar yang jelas dalam rangka mendapatkan keuntungan semata. Matinya babi yang ribuan sebenarnya tidak akan memicu penolakan masyarakat, tetapi karena ribuan bangkai ini di buang begitu saja di tempat-tempat terbuka di tengah pemukiman dan tempat-tempat masyarakat umum. Inilah yang menjadi persoalan. Hal ini karena peternak dan pengusaha ternak babi tidak mau rugi untuk menanam bangkai babi yang jumlahnya ribuan itu. Dengan dasar manfaat dan materi pula, para peternak dan pengusaha ternak babi tidak mau menaati prosedur kesehatan yang memang layaknya dilaksanakan karena ada indikasi penyebaran virus.
Di dalam Islam tidak ada yang namanya kebebasan, yang ada semua perbuatan manusia terikat dengan hukum syara’. Di dalam Islam dianjurkan memakan makanan yang halal dan toyyiban. Sesuai dengan firman Allah: “Dan makanlah makanan yang halal dan baik dari apa yang Allah telah rezeki kan kepadamu. Dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepadanya.” (QS. Al-Maidah ayat 88).
Rasulullah SAW juga memperingatkan kita bahwa fisik dan sifat kita akan ikut rusak akibat makanan haram. Babi termasuk hewan dan makanan yang diharamkan. Sesuai Firman Allah: “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu (memakan) bangkai, darah, daging babi dan apa yang disembelih dengan menyebut selain Allah SWT. Tetapi barang siapa terpaksa memakannya dengan tidak menganiaya dan tidak pula melampaui batas, maka sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha penyayang.” (QS. An-Nahl ayat 115).
2. Pembunuhan Hakim PN Medan.
Dilansir dari kompas.com. Pembunuhan Hakim pengadilan Negeri (PN) Medan Jamaludin (55) membuat heboh lantaran diotaki istri sendiri Zuraida (41). Sementara salah satu eksekutor pembunuhan adalah kekasih Zuraida yakni Jefri Pratama (42) yang mengajak saudaranya Reza Pahlevi (29).
Motif pembunuhan yang dilakukan Zuraida kepada Jamaludin karena suami sering kali selingkuh, ketika istri minta cerai tidak dikabulkan, hingga Zuraida bertemu dengan Jefri dan menjalin hubungan, agar Zuraida dan Jefri bisa menikah, maka dibunuhlah sang suami Jamaludin.
Peristiwa ini terjadi karena sistem yang dianut oleh negara adalah kapitalisme yang berlandaskan asas kebebasan, yakni kebebasan berekspresi bebas dalam bertingkah laku sehingga banyak terjadi kekerasan dalam kehidupan. Menghapus nilai kemanusiaan dengan tega melakukan tindak kriminal dari perselingkuhan sampai pembunuhan. Sistem demokrasi merusak moral dan mental manusia dalam kehidupan, menciptakan masyarakat yang rendah dalam taraf berpikirnya.
Sedangkan di dalam Islam semua ada aturannya yang jelas dan tegas. Di mana dalam sistem sosial yang mengatur hubungan pria dan wanita ada batasan-batasan tertentu. Tidak boleh bercampur baur antara pria dan wanita tanpa kepentingan yang diperbolehkan dalam syariat, laki-laki menundukkan pandangan dan wanita menutup aurat secara sempurna. Sehingga mustahil terjadinya perselingkuhan, di mana zina akan mendapatkan sanksi yang berat. Dengan adanya sanksi bertujuan memberi efek jera pada pelakunya, sesuai Firman Allah: “Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera dan janganlah belas kasihan kamu kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah. Jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman.” (TQS. An-Nur ayat 2).
3. Anggota DPRD Kota Medan, “Mana Corona Biar Kutelan”.
Seorang anggota DPRD Kota Medan bernama Edi Saputra terlibat cekcok dengan polisi saat menjenguk jenazah rekannya, pasien PDP Corona yang meninggal dunia. Cekcok terjadi saat anggota DPRD tersebut ingin masuk kerumah duka jalan Air Bersih Medan. Senin, (30/3/2020) dan menjadi viral di medsos (media sosial).
“Aku anggota DPRD tak takut mati aku bang. Dijamin negara aku, mana virusnya biar kutelan sekarang, mana Corona itu biar ku telan, mana? ” Kata Edi Saputra.
Dari peristiwa tersebut menunjukkan rusaknya sistem kapitalisme demokrasi, kapitalisme memisahkan agama dari kehidupan, sehingga membuat manusia merasa tidak takut terhadap apa pun. Kehidupan kapitalisme jelas diwarnai dengan kepongahan dan kesombongan manusia karena merasa diri lebih tahu dan lebih suci dari yang Maha Suci. Kesombongan yang muncul dari pemikiran akibat sistem kapitalisme, yang merusak akal dan akhlak seorang pemimpin, menggambarkan bahwa seorang pemimpin dapat melakukan apa pun sesuka hatinya.
Sedangkan di dalam Islam, sistem yang berasal dari aturan Allah Sang Pencipta alam semesta, manusia dan hidup, selalu mengajarkan manusia selalu bersikap amanah dan tidak sombong. Selalu tunduk kepada perintah Allah. Hanya di Islamlah dapat menciptakan generasi yang unggul dan beriman. Sehingga dapat menghasilkan pemimpin yang amanah dan bijaksana, pemimpin yang dapat meriayah masyarakat menuju kehidupan yang sejahtera dan aman. Sesuai sabda Rasulullah SAW:
“Sesungguhnya kepemimpinan merupakan sebuah amanah, di mana kelak di hari kiamat akan mengakibatkan kerugian dan penyesalan. Kecuali mereka yang melaksanakannya dengan cara baik, serta dapat menjalankan amanahnya sebagai pemimpin.” (HR. Muslim).
4. Ayah Ibunya Dipenjara, Balita Dianiaya Paman dan Bibinya.
Kisah memilukan datang dari seorang Balita di Medan, Sumatera Utara. Mengalami pengalaman yang menyedihkan, anak yang baru berusia 4 tahun itu harus terpisah dari orang tuanya, ayah dan ibunya di penjara karena terjerat kasus narkoba. Korban dianiaya oleh paman dan bibinya, badan Balita tersebut sampai lebam akibat penganiayaan, tak cuma itu balita tersebut sering tidak di beri makan.
“Anak itu di aniaya sama paman dan bibinya tempat dia tinggal disitu. Orang tuanya di penjara karena kasus narkoba, dia sering dianiaya. “Kata kapolsek sunggal kompol Yasir Ahmadi saat di konfirmasi melalui telepon Jumat (23/10/2020).
Akibat dari sistem kapitalisme demokrasi banyak menciptakan tindak kriminal karena kurangnya perhatian pemerintah terhadap masyarakat. Sistem yang merusak tatanan kehidupan manusia, baik rusaknya manusia sampai lingkungan, narkoba merajalela, kekerasan terhadap anak dan perempuan semakin gencar, pergaulan bebas, pencurian bahkan pembunuhan. Ini akibat dari sistem kapitalisme sekuler yang mempersulit kehidupan sehingga banyak terjadi kriminalitas, sistem yang rusak lagi merusak.
Berbeda dengan Islam yang dapat menyejahterakan rakyat, memberi keamanan, dan kenyamanan karena di dalam Islam baik harta, jiwa dan kehormatan di jaga oleh negara. Negara lah yang memenuhi semua kebutuhan pokok untuk rakyatnya. Tugas negara meriayah dan memperhatikan kehidupan masyarakat, sehingga tidak terjadi tindak kriminal di tengah- tengah masyarakat.
“Imam (khalifah) adalah raain (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya, ” (HR. Al Bukhari).
5. Banjir di Sumut dan perumahan De Flamboyan.
Banjir terjadi di sejumlah kabupaten di Sumut. Membuat ribuan warga terpaksa mengungsi, mulai dari Medan, Serdang Bedagai, Deli Serdang, Langkat, Tebing Tinggi, Simalungun. Banjir tersebut membuat kerusakan rumah, fasilitas umum, hilangnya harta benda, hingga korban jiwa. Di perumahan De Flamboyan di kelurahan Tanjung selamat, kecamatan Medan Tuntungan pada kamis malam Jumat (15/12/2020) dini hari. Selain membuat kerusakan parah pada rumah-rumah dan harta benda, juga telah memakan korban, hingga kini tercatat sudah 6 Orang di temukan meninggal dunia dan ratusan orang terpaksa mengungsi di Balai Desa Tanjung Selamat dan Aula Arhanud.
Banjir terjadi karena derasnya hujan dan ditambah debit air yang cukup besar dari Hulu, mengakibatkan kenaikan tinggi muka air di daerah aliran sungai (TMA- DAS) seperti sungai sunggal, sungai Deli, Babura, dan Denai.
Banjir bukanlah sekedar dari kemurkaan Allah kepada umat manusia. Akan tetapi banjir juga bisa merupakan fenomena ekologis yang disebabkan oleh perilaku manusia dalam mengelola lingkungan, menentang sunnah lingkungan, sesuai firman Allah: “Bukankah kami yang menganiaya mereka, tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri disebabkan citra (kondisi) lingkungan mereka tidak mampu menolong disaat banjir, bahkan mereka semakin terpuruk dalam kehancuran.” (TQS. Hud ayat 101).
Banjir, bisa juga sebagai cobaan dari sisi Allah, dimana untuk menguji manusia dalam kesabaran dan keimanan agar manusia lebih mendekatkan diri kepada sang pencipta.
Dari semua peristiwa di atas menunjukkan bahwa sistem kapitalisme demokrasi tidak dapat menjamin kehidupan dengan layak. Saatnya mencampakkan sistem demokrasi, sistem yang melahirkan aturan yang rusak. Dan saatnya berjuang menerapkan syariat dalam bingkai khilafah demi menggapai Islam rahmatan Lil alamiin. ***
Wallahualam Bissawab.