Kapitalisme Produksi Anak Durhaka

0
367

Oleh : Ummu Misyah

Seorang pria lanjut usia (lansia) akhirnya meninggal di salah satu lokasi dalam wilayah Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh sekitar pukul 15.00 WIB tahun lalu.

Menurut Misra Yana, ketika mereka tiba di lokasi —tak jauh dari pinggiran Jalan Sultan Iskandar Muda (Banda Aceh-Ulee Lheu—  pria lansia tersebut masih sanggup berkomunikasi meski sangat kepayahan. Dia mengaku dibuang oleh anak-anaknya ke lokasi itu sehari sebelumnya.

Koordinator TKSK Dinsos Aceh, Misra Yana mengatakan, selain pengakuan langsung dari pria lansia itu yang menyebutkan dia dibuang oleh anak-anaknya, juga ada warga yang mengungkapkan sempat melihat dua pengendara sepeda motor yang diduga membawa pria lansia itu sehari sebelum ditemukan.

“Pengendara sepeda motor yang sama sempat terlihat untuk kedua kalinya seperti membawa makanan. Ada dua sepeda motor, yang satu seperti mengawasi kondisi sekitarnya,” kata Misra Yana mengutip pengakuan sumber-sumber masyarakat di lokasi pria lansia itu ditemukan.

Kisah pilu lansia dibuang di jalan, alasan karena tidak sanggup merawat sungguh miris mendengar jika ada anak masih memperhitungkan tenaga atau materi yang mereka berikan kepada orang tua mereka.

Pendidikan yang dihasilkan dari sistem kapitalis membuat hubungan anak dan orang tua atas asas manfaat. Selama orang tuanya tersebut memiliki tubuh yang sehat dan harta yang melimpah, masih dapat menghasilkan sesuatu di dalamnya maka seorang anak tersebut masih mengakui.

Namun ketika orang tuanya tersebut tidak ada memiliki harta dan fisik sehat maka sekejap mata orang tua tersebut akan dicampakkan oleh anak kandung sendiri yang telah melahirkan, mendidik, dan membesarkan mereka dengan penuh kasih sayang.

Sehingga di dalam sistem kapitalisme anak tidak lagi menjadi penyejuk mata bagi orang tua, berubah menjadi sosok yang tidak berbelas kasih. Pemicunya karena materi, ketakadilan ekonomi, dan lemahnya penanaman nilai agama menjadikan hilangnya rasa kasih sayang seorang anak terhadap orang tuanya.

Hal ini gambarkan betapa buruknya sistem kapitalis dalam mengeriayah masyarakat terutama generasi muda sehingga mereka terlahir menjadi seorang insan yang sangat jauh dengan ajaran Islam, sebab kasus anak durhaka pada orang tuanya bukan satu dan dua kali akan tetapi sudah sering kita dengar.

Beda halnya dengan Islam dengan sistem pemerintahan dan keimanannya kepada Allah, mengajarkan anak untuk taat kepada orang tua. Jangankan berlaku kasar, bilang “ah!” saja tidak diizinkan. Sebagaimana dalam firman Allah SWT,

“Dan Rabb-mu telah memerintahkan agar kamu jangan beribadah melainkan hanya kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ‘Ya Rabb-ku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.’” (QS Al-Israa’: 23-24).

Islam juga menjadikan rida orang tua sebagai rida Allah. Artinya, kedudukan orang tua sangat penting. Tidak selayaknya disakiti. Perintahnya adalah kewajiban ditaati, kecuali perintah untuk berkhianat kepada Allah.

Tidak hanya smapai di situ, Islam juga mengurusi urusan ummat yang lain seperti sistem ekonomi yang menjamin sandang, pangan, papan, pendidikan, keamanan, dan kesehatan. Sistem sanksi yang tegas pada setiap pelanggaran hukum syariat. Sistem pemerintahan yang mengatur segala kebijakan disesuaikan dengan syariat.

Keseluruhan itu akan membentuk kepribadian individu yang sempurna. Individu yang taat akan Islam secara otomatis tidak akan menyia-nyiakan kedua orang tuanya. Alangkah indahnya keluarga jika berada pada aturan yang membawa cahaya, sistem Islam.

Wallahubissawab….

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here