Literasi Digital, Bupati OKU Timur Harapkan Masyarakat Manfaatkan Teknologi dan Internet untuk Hal Positif

0
489

Kliksumatera.com, MARTAPURA- Dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang paham akan Literasi Digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) adakan kegiatan Literasi Digital untuk mengedukasi masyarakat agar paham akan Literasi Digital lebih dalam serta dapat menyikapi secara bijaksana dalam menggunakan digital platform.

Dalam sambutannya sebagai Keynote Speaker, Bupati Ogan Komering Ulu Timur H. Lanosin Hamzah S.T, menyatakan mendukung kegiatan Literasi Digital agar dapat memanfaatkan internet dan teknologi untuk hal yang positif dan kreatif serta menambah daya saing sehingga dapat meningkatkan perekonomian dan turut membangun Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Selasa (22-06-2021) lalu.

Adapun sosialisasi dan pemahaman Literasi Digital dilakukan melalui Webinar dengan#MakinCakapDigital. Acara ini diselenggarakan di 77 Kota/ Kabupaten area Sumatera II, mulai dari Aceh sampai Lampung. Narasumber dalam acara ini merupakan para ahli dan profesional di bidang Literasi Digital.

Salah satu sosialisasi yang pertama dengan tema Digital Skill Era Milenial dan Pandemi yang disampaikan oleh Riki Triansyah Kabid Kemitraan Relawan TIK Bangka Belitung dan ASN Kemenkumham Babel. Dalam pemaparannya Riki menerangkan tentang Kemampuan dasar apa yang harus di kuasai? Di antaranya mampu menggunakan hardware, software dan aplikasi. Kemampuan dalam mencari informasi di Internet. Mampu memilah informasi yang benar dan palsu (hoax). Kemampuan menggunakan dompet digital dan perbankan. Kemampuan menggunakan aplikasi media sosial, dan kemampuan khusus adalah menciptakan konten digital.

Riki juga menjelaskan tentang rumus survive di masa pandemi adalah critical thinking & problem solving, creativity & innovation serta communication & collaburation.

Di akhir pemaparannya, Riki memberikan informasi tentang skill yang dicari oleh perusahaan. Antara lain: Programmer dan App Developer, Desainer Digital, Analis Bisnis Digital, Manajemen Proyek Digital, Digital Marketing, Spesialis Media Sosial, Data Analyst, dan Content Writer.

DIGITAL CULTURE “Tips Mengenai Berita Palsu dan Verifikasi”

Pada Tema tersebut Zulfikriansyah, S.S (Kepala Seksi Pengembangan Aplikasi dan Integrasi Sistem Informasi) menerangkan konsep penyebaran berita hoax adalah posting pelaku di media sosial lalu disebarkan/diviralkan melalui akun media sosial lainnya dan whatsapps.

Motivasi pelaku membuat berita hoax salah satunya adalah “permintaan/order”, karena umumnya penerima order hoax memiliki jaringan yang besar sehingga penyebaran hoax sangat cepat dan luas.

Tips mengenal berita palsu dijelaskan Zulfikar, sebagai berikut: perhatikan judulnya (provokatif?), cek alamat url nya, cek narasumbernya (biasanya tidak kredibel), dan permintaan untuk disebar.

Cara verifikasi berita palsu, cek di pencarian Google, cek ke Forum Anti Fitnah Hasut dan Hoax (FAFHH), turbackhoax.id atau ke https://www.kominfo.go.id/content/all/laporan_isu_hoaks, https://dewanpers.or.id/data/perusahaanpers

DIGITAL SAFETY “Peran Orang Tua Dalam Memberikan Ajaran Tentang Keamanan Internet Untuk Anak”

Pada tema tersebut Muhamad Ridwan Arif, M.Pd (Praktisi Pendidikan dan Relawan TIK) mengatakan, ada pepatah yang menyebutkan disebutkan, Gadget mendekatkan yang jauh tapi menjauhkan yang dekat. Sebagai contoh tidak ada komunikasi saat makan malam bersama keluarga, karena masing masing sibuk dengan handphonenya.

Ridwan mengatakan bahwa orang tua harus bekerja sama dalam mendidik anak. Jaga komunikasi dengan anak, Cari tahu belajar dan belajar terus. Buat kesepakatan dengan anak terkait penggunaan perangkat dan media digital.

Pinjamkan gadget sesuai kebutuhan. Pilih aplikasi yang positif dan sesuai dengan usia anak. Berikan penjelasan mengenai bahaya dan manfaat perangkat dan media yang digunakan dan yang terpenting Selalu mendampingi anak dalam menggunakan media sosial.

DIGITAL ETHICS “Sexual Harrasment Dalam Dunia Digital”

Hilmi Wiranata, SE., MM (Penggiat Media Sosial, Media Radio Jaringan) yang menjadi narasumber pada tema tersebut menjelaskan tentang bentuk pelecehan seksual di dunia digital antara lain: Spamming dengan komentar tidak pantas.
Pelecehan Verbal (nonfisik), Pelecehan Visual, Doxing : Penyebaran pribadi orang lain tanpa ijin, Akun Palsu, Kekerasan berbasis gender online (contoh : body shaming, Scammer).

Dilanjutkan oleh Hilmi, jika melihat orang lain yang jadi korbannya, jangan lupa untuk menolongnya dengan cara melaporkan ke pihak berwajib, atau dapat membantu menekan tombol report/laporkan di akun milik pelaku. Ada beberapa kontak yang bisa dihubungi untuk mencari pertolongan, diantaranya : Koalisi Perempuan Indonesia, LBH Apik, Komnas Perempuan dan Hollaback Hakarta.

SHARING SESSION-
Ayu Wahyuni (Influencer, 10,5K Followers), Sri Ayu mengajak peserta dan masyarakat agar sebagai pengguna media sosial yang baik, kita harus selau bijak menggunakan dan cerdas agar tidak salah dalam bersosial media, harus membuat konten-konten positif. Sebelum mendapatkan berita, jangan mudah percaya, cari terlebih dahulu kebenarannya agar tidak salah info.

Laporan : A.Dedy
Posting  : Imam Ghazali

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here