Literasi Digital, Kemajuan Teknologi apakah Musibah atau Anugerah

0
149

Lahat – Klik Sumatera – Bapak Presiden Republik Indonesia memberikan arahan tentang pentingnya Sumber Daya Manusia yang memiliki talenta digital. Ditindak lanjuti oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui Direktorat Pemberdayaan Informatika, Ditjen Aptika memiliki target hingga tahun 2024 untuk menjangkau 50 juta masyarakat agar mendapatkan literasi di bidang digital dengan secara spesifik untuk tahun 2021. Target yang telah dicanangkan adalah 12,5 juta masyarakat dari berbagai kalangan untuk mendapatkan literasi dibidang digital. Kemkominfo melalui Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika menyelenggarakan kegiatan Webinar Indonesia Makin Cakap Digital di Wilayah Sumatera di 77 Kab/Kota dari Aceh hingga Lampung.

Sebagai Keynote Speaker adalah Direktur Jenderal Aplikasi Informatika yaitu, Semuel Abrijani Pangarepan, B.Sc., dan Bp. Presiden RI Bapak Jokowi memberikan sambutan pula dalam mendukung Literasi Digital Kominfo 2021.

ADE SUKMAWATI (Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY) dan Anggota JAPELIDI), pada pilar KECAKAPAN DIGITAL. Ade memaparkan tema “CAKAP DIGITAL UNTUK CIPTAKAN KONDISI POSITIF, KREATIF, DAN AMAN”. Dalam pemaparannya, Ade menjabarkan resiko bahaya penggunaan internet, meliputi kekerasan dan pelecaha melalui internet, informasi tidak benar di internet atau hoax, pornografi melalui internet, permainan judi berkedok game di media sosial, serta penculikan dengan kenalan di media sosial. Fitur dalam aplikasi dapat dioptimalisasi penggunaannya baik untuk mengatasi kendala dalam beraktivitas daring dan melindungi diri agar aman serta nyaman. Contoh optimalisasi fitur, meliputi penggunaan google cek fakta, optimalisasi aplikasi dan fitur cek fakta, batasi atau sembunyikan komentar negatif, saring sebelum mengunggah, serta blokir dan laporkan. Tips dan trik agar dapat positif, kreatif, dan aman di internet, dengan car abaca sebelum membagikan, cek fakta, serta informasi penting dan bermanfaat.

Dilanjutkan dengan pilar KEAMANAN DIGITAL, oleh NOWELA MIKHELIA (Penyanyi (Indonesian Idol 2014). Nowela mengangkat tema “MENGANALISIS DAN MENGHENTIKAN CYBERBULLYING”. Nowela menjelaskan cyberbullying atau perundungan di dunia maya merupakan perundungan dengan menggunakan teknologi. Jenis-jenis cyberbullying, antara lain mengirim pesan yang mengandung kata kasar dan provokasi, pencemaran nama baik, tindakan meniru atau menjadi orang lain, serta menyudutkan dan menghasut orang lain. Dampak bagi korban cyberbullying, meliputi mudah depresi, menarik diri dari lingkungan sekitar, kehilangan kepercayaan diri, penurunan prestasi akademik, serta perilaku bermasalah di sekolah. Dampak bagi pelaku, antara lain cenderung bersifat agresif, berwatak keras, mudah marah, impulsif, lebih ingin mendominasi orang lain, kurang berempati, dan dapat dijauhi oleh orang lain.

Tips mencegah dan menghentikan cyberbullying, antara lain jangan merespon dan membalas aksi pelaku, setting sosial media menjadi privat akun atau pilih teman di media sosial, segera blokir aksi pelaku, selalu berperilaku sopan di dunia maya, bijak dalam berkomentar, jadilah teman, jangan hanya diam, hindari posting konten yang negatif, serta batasi waktu penggunaan media sosial. Cara menindak cyberbullying, mencakup angkat bicara dan katakan tidak suka, ceritakan ke keluarga atau teman terdekat, konsultasi ke psikolog, serta laporkan ke aparat penegak hukum.

Pilar BUDAYA DIGITAL, oleh LAILA GANJAR QADARWATI S.PD (Ketua MGMP Geografi Kabuputaen Lahat). Laila memberikan materi dengan tema “MENGUBAH MINDSET KONSUMTIF MENJADI LEBIH PRODUKTIF”. Laila membahas konsumtif merupakan tindakan individu sebagai konsumen untuk membeli, menggunakan atau mengkonsumsi barang atau jasa secara berlebihan, tidak rasional, menimbulkan pemborosan dan hanya mengutamakan keinginan atau kesenangan tanpa mempertimbangkan kebutuhan atau manfaat dari barang atau jasa tersebut. Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif di era digital, meliputi tawaran promosi dari penyedia layanan belanja online, pengaruh teman sepermainan atau komunitas untuk membeli barang yang sama, serta kemudahan pinjaman online.

Tips menjadi konsumen cerdas di era digital, antara lain, kontrol diri, cakap secara digital, memiliki mindset untuk jangka pendek dan jangka panjang, belanja sesuai kebutuhan, serta melihat dari berbagai sudut pandang, selalu penasaran, berpikir kritis dan adaptif. Cara merubah gaya hidup konsumtif menjadi lebih produktif, meliputi membuat anggaran belanja, bedakan rekening pribadi dan usaha, ketahui pemasukan total tiap bulan, bijak dan disiplin dalam menggunakan dompet digital, serta biasakan menabung.

tindakan individu sebagai konsumen untuk membeli, menggunakan atau mengkonsumsi barang atau jasa secara berlebihan, tidak rasional, menimbulkan pemborosan dan hanya mengutamakan keinginan atau kesenangan tanpa mempertimbangkan kebutuhan atau manfaat dari barang atau jasa tersebut, bahkan hanya untuk memperoleh pengakuan sosial, mengikuti mode atau kepuasan pribadi.

tindakan individu sebagai konsumen untuk membeli, menggunakan atau mengkonsumsi barang atau jasa secara berlebihan, tidak rasional, menimbulkan pemborosan dan hanya mengutamakan keinginan atau kesenangan tanpa mempertimbangkan kebutuhan atau manfaat dari barang atau jasa tersebut, bahkan hanya untuk memperoleh pengakuan sosial, mengikuti mode atau kepuasan pribadi

Narasumber terakhir pada pilar ETIKA DIGITAL, oleh MUHAMMAD FATHONY, SE (Komisioner Komisi Informasi Provinsi Sumatera Selatan dan Ketua Bidang Advokasi Sosialisasi dan Edukasi). Fathony mengangkat tema “MENGENALI BERITA PALSU DAN VERIFIKASI”. Fathoni menjelaskan berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala. Tidak dapat dipungkiri, perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan. Saat ini, rasanya hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh proses digitalisasi. Namun, masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik, sehingga masih banyak masyarakat terpapar oleh informasi yang tidak benar. Tips mengenali berita palsu, antara lain jangan langsung percaya dengan judul, cermati tautannya, selidiki sumbernya, amati jika ada format beritanya tidak wajar, cek fotonya, serta beberapa berita memang sengaja dipalsukan.

Webinar diakhiri, oleh ANA LIVIAN (Mom Influencer dengan Followers 25,4 Ribu). Ana menyimpulkan hasil webinar dari tema yang sudah diangkat oleh para narasumber, berupa tips dan trik agar dapat positif, kreatif, dan aman di internet, dengan car abaca sebelum membagikan, cek fakta, serta informasi penting dan bermanfaat. Tips mencegah dan menghentikan cyberbullying, antara lain jangan merespon dan membalas aksi pelaku, setting sosial media menjadi privat akun atau pilih teman di media sosial, segera blokir aksi pelaku, selalu berperilaku sopan di dunia maya, bijak dalam berkomentar, jadilah teman, jangan hanya diam, hindari posting konten yang negatif, serta batasi waktu penggunaan media sosial.

Cara merubah gaya hidup konsumtif menjadi lebih produktif, meliputi membuat anggaran belanja, bedakan rekening pribadi dan usaha, ketahui pemasukan total tiap bulan, bijak dan disiplin dalam menggunakan dompet digital, serta biasakan menabung. Tips mengenali berita palsu, antara lain jangan langsung percaya dengan judul, cermati tautannya, selidiki sumbernya, amati jika ada format beritanya tidak wajar, cek fotonya, serta beberapa berita memang sengaja dipalsukan. (Adi)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here