Kliksumatera.com, SUMUT- Saat setiap memasuki bulan Ramadhan maupun mendekati lebaran (Idul Fitri), Kolang – Kaling adalah buah yang tergolong mudah didapat baik di pasar tradisional maupun supermarket dan pusat perbelanjaan lainnya, cenderung mengalami peningkatan harga.
Kolang-kaling bersumber dari biji buah pohon aren. Setelah melewati proses pengolahan, mulai dengan perebusan pada air mendidih hingga pengupasan, biji inipun berubah wujud menjadi salah satu cemilan khas yang disukai di saat berbuka puasa maupun merayakan hari raya Idul Fitri.
Biji buah pohon aren berwarna putih dan terasa kenyal dimulut ini tergolong banyak diburu penikmat cita rasa manis untuk disajikan pada saat berbuka puasa bulan Ramadhan, baik dalam bentuk manisan, kolak, es campur serta campuran makanan lainnya.
Kenaikan harga kolang kaling yang mencapai 100 % dari hari biasa tentunya menjadi pintu rejeki bagi para pedagang dan pengolah kolang kaling. Untung yang diperoleh dapat tembus hingga dua kali lipat, hal yang tentunya cukup menggiurkan bagi pelakunya.
Seperti yang diutarakan Mariani Siregar, seorang pengolah kolang-kaling yang ditemui sumateranews.co
id di Dusun Pagaran Ri, Desa Pargarutan Dolok Kecamatan Angkola Timur Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel).
Mariani menyebut bahwa hari biasa harga jual kolang kaling hanya dikisaran Rp4.000 per kilogram (Kg).
“Kalau hari biasa, harga jual kolang-kaling hanya ada di kisaran Rp 3.500- Rp 4.000/Kg. Namun, pada bulan Ramadhan naik menjadi Rp 8.000/Kg,” kata Mariani saat mengolah kolang-kaling miliknya bersama sang suami, Siagian kepada Kliksumatera.com.
Dibantu suami tercinta dan anak-anaknya, dirinya mengaku sudah melakoni profesi ini dalam kurun waktu 20 tahun lamanya. Uniknya, profesi tersebut bagi keluarga Mariani bersifat musiman, artinya hanya dikerjakan di saat bulan Ramadhan saja.
“Mengolah kolang-kaling hanya kami tekuni di saat bulan Ramadhan saja, sebab hanya di bulan itu saja hasilnya dapat mendatangkan keuntungan besar. Sedangkan di hari-hari biasa, kami beraktivitas seperti biasa,” ungkap pasangan suami istri petani ini.
Saat ditanya seputar keuntungan dari mengolah Kolang – Kaling yang ditekuninya, Mariani enggan menyebutkan hanya dijawab “Cukuplah untuk biaya menghadapi lebaran,” kata Siagian suami Mariani menjelaskan sembari tersenyum kepada wartawan.
Laporan : Ahmad Mubin Lubis
Editor/Posting : Imam Ghazali