Kliksumatera.com, JAKARTA – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong mengungkap data fantastis jumlah perusahaan rintisan (start-up) Tanah Air yang per Februari 2019 telah mencapai 2.070 start-up!
Dengan pertumbuhan tertinggi di tiga sektor, on-demand services, financial technology (fintech) atau teknologi finansial (tekfin), dan e-commerce (e-dagang), angka itu mendorong BKPM merespons cepat, berderap inisiatif.
Sebanyak 250 start-up diundang hadir pada gelaran Regional Investment Forum (RIF) 2019, di Nusantara Hall 1 – ICE BSD City, Tangerang, Banten, Senin, 11 Maret 2019 lalu, yang rutin digelar guna mewujudkan visi menjadikan Indonesia kekuatan ekonomi digital terbesar di ASEAN pada 2020.
Kehadiran start-up bikin konsep gelaran RIF 2019 sebagai ajang promosi investasi tahunan, beda nuansa. Tilik saja temanya, “Indonesia’s Digital Drive: Utilizing Digital Technology in Developing Regional and Tourism Investment Opportunities”.
Usut punya usut, tema ini BKPM usung sesuai dengan perkembangan industri digital yang cukup signifikan beberapa tahun terakhir. Konsep RIF 2019 kontan dirubah demi merespons cepat perkembangan industri start-up, terutama BKPM sebagai lembaga yang melaksanakan fungsi pelayanan dan pelaksanaan penanaman modal.
“Oleh karena itu, RIF tahun ini memang diharapkan menjadi meeting point bagi para investor, pelaku bisnis start-up, pemerintah daerah dan stakeholders terkait, sehingga perkembangan industri ini berdampak maksimal bagi investasi Indonesia,” ungkap Thomas, dalam rilisnya Senin lalu.
“Tujuan RIF mempromosikan peluang investasi Indonesia khususnya bidang ekonomi digital dan pariwisata. Jadi kami fokus buka jalur komunikasi pemda, calon investor, dan start-up di bidang itu. Harapannya, investasinya juga bisa naik signifikan,” imbuh Deputi Promosi Penanaman Modal BKPM, Farah Ratnadewi Indriani.
Apa agenda dan siapa saja yang hadir? Seminar dihadiri oleh 800 peserta asal pemerintah pusat, pemda, kedutaan asing, asosiasi dunia usaha, dan calon investor. Lalu digital start-up pitching, dan klinik konsultasi usaha (business clinic) oleh BKPM, BI Fintech Office, OJK, Kemenpar, Kemkominfo, perbankan dan law firm.
Khusus one-on-one meeting, ada 148 pertemuan melibatkan 64 start-up dan 45 investor dijurus BKPM, terklaster antara calon investor dan start-up, pemda dan calon investor, start-up dan calon investor.
Sejumlah narasumber, Menkominfo, Stafsus TI Pariwisata Kemenpar, Deputi Gubernur BI, Wagub Jatim, dan VP Media and Digital Telkom. Dari pelaku bisnis dan investor, hadir berbicara Co-Founder Nalagenetics, Founding Partner of Kejora Ventures, serta Founder Sale Stock (Sorabel). Khusus sesi digital start-up pitching, BKPM menghadirkan panelis asal NextICorn, Kejora Ventures, MDI Ventures, dan East Ventures.
Merujuk data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), kini jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 143 juta jiwa (54 persen dari total populasi) dengan jumlah pemilik smartphone dan mobile internet mencapai 90 juta jiwa (statista).
Hasil riset Google dan Temasek juga menyebutkan market size ekonomi digital Indonesia kini mencapai USD 27 miliar, dan berpotensi meroket jadi USD 100 miliar pada 2025. Dari aliran investasi asing per tahun di level USD 20-25 miliar, diperkirakan 10 persen disumbang sektor ekonomi digital.
Catatan redaksi, besaran potensi ini jangan jadi ‘impotensi’. Anak bangsa mesti berderap, get up, manfaatkan, kuasai teknologi informasi digital, bngun start-up sesuai minat bakat dan kebutuhan pasar, ciptakan captive market-mu sendiri, terus ulet, dan jadilah, tuan rumah di negeri sendiri.
Pun di Lampung, kini telah jamak, start-up jatuh bangun. Beberapa darinya, kini berjaya. Sebut misal, start-up games Pocong Jump milik Lucky Putra Dharmawan, kolaboratif dengan Els Coffee. Lucky bahkan telah memiliki perusahaan mandiri, Eternal Dream.
Ada lagi Batagor Ubi atau Batobi, start-up kuliner milik Ryco, mahasiswa Fakultas Manajemen IIB Darmajaya.
Start-up Andaglos Global Teknologi juga mencetak programmer sendiri melalui Pesantren Programmer. Atau start-up digital DJ Corp diawaki Davit Kurniawan, yang diampu Yayasan Alfian Husin, pemilik IIB Darmajaya.
Ada pula, start-up konsultasi psikologi HalloArif, yang connected dengan jejaring media daring yang bertumbuh, Kejarfakta.co.
Laporan : Muzzamil/Rel
Editor/Posting : Imam Ghazali