Mini Expose, Ring Up dan Syukuran Pencapaian 2019

0
576

Kliksumatera.com, PALEMBANG- Ginting Jaya Energi merupakan perusahaan yang bergerak di bidang utilitas dan penyewaan jasa rig workover dan well services (wows) dan enhanced oil recovery (EOR). PT. Ginting Jaya Energi TBK salah satu perusahaan transparan yang telah berhasil dalam meraih predikat TBK terbaik di Indonesia menurut prodi audit yang ada dari 15 perusahaan.

Hadir dalam acara Mini Expose, Ring Up Dan Sukuran pencapaian 2019 Yohannes H. Toruan asisten II pemprov, Perwakilan Bursa Efek, Perwakilan ESDM, Perwakilan Bank mandiri, BNI, BRI, Bukopin, Dana Pensiun, Universitas UIN, Pengusaha, Investor dan Jajaran Manajemen PT.Ginting Jaya Energi. Mini Expose,Ring Up dan sukuran di laksanakan di kantor pusat PT. BJE Jalan Tanjung Api-Api, Palembang. Jumat (27/12/2019)

“Acara ini pertama kali di adakan di PT.BJE di Jalan Tanjung Api Api guna memperkenalkan realisasi kemudahan initial public offering (IPO) dalam pembelian korporasi dan pencapaian kinerja PT. GJE ditahan 2019 yang mencapai pendapatan perusahaan sebesar Rp 185 miliar.
PT Ginting Jaya Energi Tbk (WOWS) resmi melantai di bursa melalui skema initial public offering (IPO) dengan melepas 750 juta saham serta harga penawaran Rp 450 per saham. Dari aksi korporasi tersebut, perusahaan menghimpun dana sebesar Rp 337,5 miliar, yang mana sebagian akan digunakan untuk pembelian aset.

“Dana hasil IPO, 65% digunakan untuk penambahan rig, 16,74% untuk pendukung operasional, dan 13,06% untuk pelunasan pinjaman,” ujar CEO Ginting Jaya Energi Jimmy Hidayat di PT. Ginting Jaya jalan Tanjung Api Api.

Perusahaan berencana menambah sepuluh unit rig yang akan disewakan kepada perusahaan minyak dan gas (migas). Adapun, untuk pengadaan satu unit rig beserta perangkatnya diperlukan investasi sekitar US$ 3-5 juta.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, pengadaan empat unit rig bakal dilakukan pada awal tahun depan. Sedangkan tiga sisanya dilakukan pada akhir 2020.
Ginting Energi juga diketahui berencana mengikuti lelang rig yang digelar oleh PT Pertamina (Persero) dalam rangka pengambialihan pengelolaan Blok Rokan dari Chevron pada pertengahan 2020.

Perusahaan telah memiliki 40 unit rig di Blok Rokan. Namun pihaknya akan mengantisipasi masuknya 10 unit rig baru di blok tersebut. “Karena di Chevron ada 40 unit rig, begitu beralih ke Pertamina ada pembukaan lelang baru,” ujar Jimmy.

Namun demikian, untuk penambahan 10 unit rig baru untuk Pertamina kemungkinan tidak menggunakan dana IPO. Karena itu, perusahaan juga tengah mengkaji kemungkinan fundraising dari sumber pendanaan lain.

Adapun sepanjang 2019, perusahaan yang berbasis di Sumatera Selatan ini menargetkan meraih laba bersih sebesar Rp 31 miliar, yang sebagian berasal dari dana kontrak sewa rig. Perusahaan diketahui telah mengantongi kontrak sewa rig sebesar Rp 390 miliar untuk jangka waktu dua tahun, terhitung sejak April tahun ini.

Sedangkan pada 2020, perusaahaan memproyeksikan pendapatan meningkat 1,5 kali lipat dengan potensi pertumbuhan laba bersih 250 % dibandingkan tahun ini. Hal itu sejalan dengan potensi bisnis penyewaan rig yang ditaksir bisa mencapai Rp 23 triliun.

Adapun, pada pencatatan saham perdana, WOWS mengalami kelebihan pesewanan (oversubscribed) 30,9 kali. PT Ginting Jaya Energi Tbk (WOWS) berencana untuk menerbitkan obligasi atau surat utang jangka menengah (medium term notes/MTN) di tahun depan dengan potensi nilai penerbitan sebesar Rp 700 miliar. Dana ini akan digunakan untuk pembelian sebanyak 10 rig baru di 2020.

Direktur utama Ginting Jaya Energi Jimmy Hidayat mengatakan penerbitan surat utang ini dilakukan untuk mengantisipasi banyaknya tender untuk pengadaan rig di blok minyak bumi dan gas di tahun depan. Sedangkan rig yang dimiliki oleh perusahaan sudah full capacity saat ini.

“Ini ada satu goals yang sedang kita planningkan, di luar dana perolehan IPO. Bisa didanai dari pendapatan tahun ini atau kita akan melakukan fund rising untuk mengambil golden time tersebut,” kata Jimmy di PT.Ginting Jaya Energi,TBK Jalan Tanjung Api-Api, Palembang, Jumat (27/12/2019).

Dia menyebutkan, untuk menambah satu rig dibutuhkan dana kisara US$ 3 juta-US$ 5 juta. Sehingga setidaknya akan dibutuhkan dana senilai US$ 50 juta (Rp 700 miliar, asumsi kurs Rp 14.000/US$) untuk menambah 10 rig ini.

Perusahaan membidik untuk menjalankan work over (kerja ulang) dan well services (perawatan sumur) atau WOWS di 10 titik di blok rokan yang akan dikelola oleh Pertamina mulai 2021 mendatang.

Di luar 10 rig baru di 2020, perusahaan juga menggunakan dana hasil penawaran umumnya untuk membeli tujuh rig mulai tahun ini. Dengan beroperasinya empat unit baru di awal 2020, diperkirakan perusahaan akan mengantongi pendapatan Rp 280 miliar, naik dari Rp 180 miliar yang ditargetkan di 2019.

Adapun untuk target laba bersih, Ginting Jaya memperkirakan akan bisa mengantongi 15% dari target pendapatan 2019 sedangkan di tahun depan diperkirakan akan terjadi peningkatan menjadi 30% dari target pendapatan.

Adapun hingga 30 April 2019, pendapatan perusahaan mencapai Rp 58,12 miliar, ditargetkan hingga akhir tahun pendapatan bisa mencapai Rp 185 miliar. Tumbuh dari pendapatan di tahun lalu yang mencapai Rp 168,15 miliar.

Dari sisi laba bersih, hingga akhir April perusahaan sudah mengantongi laba bersih mencapai Rp 9,63 miliar, dengan target yang dipatok di tahun ini sebesar Rp 51 miliar. Akhir 2018 perusahaan berhasil membukukan pendapatan senilai Rp 26,92 miliar.

Laporan : Yudi
PostingĀ  : Imam Ghazali

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here