Miris, Fakta di Balik Predikat Kota Layak Anak di Tengah Kasus Kekerasan Anak yang Justru Meningkat

0
142

Oleh: Putri Sakinatul Kirom

Menteri pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak (PPPA) Bintang Puspayoga mengatakan jumlah penerima penghargaan Kota Layak Anak 2023 yang meningkat di masing-masing kategori dari tahun sebelumnya mencerminkan komitmen pemimpin daerah mewujudkan pemenuhan hak anak.

“Hal tersebut mencerminkan komitmen dan keseriusan para pemimpin daerah dan pemangku kepentingan lain untuk memastikan terwujudnya pemenuhan hak dan perlindungan khusus anak di wilayah mereka,” kata Bintang Puspayoga dalam acara “Penganugerahan Kabupaten/Kota Layak Anak 2023” di Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (22/7) malam. (dikutip antaranews.com 23/07/2023)

Menurutnya, kota layak anak bisa dilihat dari indikator-indikator seperti kelembagaan, hak sipil dan kebebasan anak, hak lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif, hak kesehatan dasar dan kesejahteraan, hak pendidikan dan kegiatan sosial budaya, hak perlindungan khusus. Inilah Indikator yang menjadi parameternya.

Namun faktanya yang kita lihat saat ini banyaknya kasus kekerasan pada anak, kemudian banyak anak anak yang putus sekolah karena kendala biaya. Belum lagi anak yang menjadi korban hingga prilaku kriminal, kerusakan moral dan masih banyak lagi kasus lainnya. Apakah dengan banyaknya problem pada anak saat ini bisa dikatakan sejahtera?

Tentu sangat jauh, mengingat sampai saat ini anak belum mendapat jaminan kesejateraan hidup yang sebenarnya.

Belum lagi pendidikan yang begitu sulit didapat sehingga menyulitkan anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan terbaik. Bukan hanya itu, tidak sedikit sekolah-sekolah yang layak dengan fasilitas yang diberikan acap kali nihil.

Mana lagi setelah lulus sekolah belum menjamin terbentuknya anak-anak yang berkepribadian mulia. Apalagi, ditengah sistem pendidikan sekuler yang melahirkan para terdidik yang juga sekuler.

Fenomena-fenomena miris dan menyedihkan yang terjadi pada anak-anak hari ini merupakan problematika yang besar. Seperti kita tau bahwa anak-anak merupakan generasi penerus bangsa.

Jikalau sudah seperti ini, apakah menjamin negara bisa maju? Apakah penghargaan Kota Layak Anak (KLA) disejumlah daerah bisa menuntaskan semua problematika pada anak?

Jika menelisik lebih dalam, disejumlah daerah yang di nobatkan sebagai Kota Layak Anak (KLA) faktanya masih banyak akan yang menjadi korban kekerasan seksual.

Kalaulah penghargaan KLA ini diberikan semata karena kelembagaan dan adanya kebijakan yang berpihak pada anak sehingga tidak bisa dikaitkan dengan kekerasan yang terjadi, maka sangat nyata bahwa sebenarnya anak masih diabaikan oleh pemerintah.

Tampaknya kebijakan Kota Layak Anak (KLA) hanya sekedar program yang tidak berkorelasi dalam menuntaskan persoalan anak di negeri ini.

Sejatinya negara bertanggung jawab penuh dan mengurusi dengan serius persoalan negeri ini, termasuk menjamin kesejahteraan pada anak, Semua ini menjadi tanggung jawab Negara. Rasulullah SAW bersabda,

الإِمَامُ رَاعٍ وَ هُوَ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

“Imam (kepala negara) adalah pengurus rakyat dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyat yang dia urus.” (HR Muslim dan Ahmad).

Rasulullah SAW juga bersabda,

الإِمَامُ جُنَّةٌ

“Sungguh Imam (kepala negara) itu laksana perisai (yakni pelindung rakyatnya, red).” (HR Muslim).

Sementara itu dalam kebijakan KLA ini berbanding terbalik dengan peran negara, dimana adanya KLA ini negara rela menggelontorkan biaya yang tak sedikit setiap tahunnya. Namun nyatanya abai terhadap kepentingan umat.

Kondisi seperti ini hampir sama dengan dana yang dikeluarkan untuk stunting. Namun tidak digunakan dengan efektif oleh negara karena pemanfaatannya yang tidak tepat sasaran.

Semua ini adalah akibat dari penerapan sistem kapitalisme sekuler, sistem ini lahir dari akal manusia yang terbatas dan cenderung mengabaikan solusi dari aturan pencipta yakni Allah SWT, wajar saja jika solusi yang ditawarkan cenderung tak ada pemecahannya. Jika sudah begitu maka tak heran sering kali solusi yang ditawarkan hanya sia-sia bahkan merugikan.

Solusi dari persoalan di negeri ini tak lain ada pada Sistem Islam. Islam menjamin kesejahteraan bagi umatnya termasuk memberikan jaminan kesejahteraan bagi anak. terbukti dilihat dari sepanjang sejarah islam yang menunjukkan bukti yang nyata. Anak akan sejahtera dan terlindungi dalam negara yang menerapkan Islam secara keseluruhan dalam setiap aspek kehidupan, yakni dalam naungan sistem Khilafah.

Islam menaruh perhatian penuh pada anak yang merupakan amanah bagi setiap orang tua. Islam juga menjadikan negara untuk bertanggung jawab penuh dalam memenuhi kebutuhan warga negaranya, baik sandang, pangan dan papan, juga kebutuhan akan layanan kesehatan, keamanan, dan pendidikan, bahka. Khilafah akan memberikan dengan cuma-cuma.

Dengan demikian anak akan hidup dalam negara yang benar-benar layak anak, yang memberikan perhatian kepada setiap warga negaranya dan menemukan solusi yang hakiki. Inilah Negara yang menerapkan aturan Islam secara Kaffah yakni Khilafah.

Wallahua’lam Bishawab.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here