
Kliksumatera.com, Lahat – Seorang ayah paruh baya bernama ZK menceritakan kisah pilu tentang anaknya yang mondok di pesantren Al-Farras yang terletak di Pagar Agung, Lahat. Anaknya yang berusia 15 tahun bernama AD, yang sedang belajar setara SMA kelas X, dikabarkan kabur dari pesantren dan kini nasibnya menjadi tidak jelas.
Menurut ZK, anaknya dikabarkan kabur dari pesantren karena tidak betah, namun yang menjadi masalah adalah pihak pesantren tidak mau memberikan pakaian dan barang-barang anaknya kepada orang tuanya. ZK mengatakan bahwa pihak pesantren meminta orang tuanya untuk bertemu dengan pemilik pesantren, drg. Ganjar, namun hingga kini masih dipersulit.
Pewarta yang melakukan investigasi lebih lanjut, menemui Ust Adi dan rekannya di pesantren tersebut. Mereka membenarkan bahwa AD memang mondok di pesantren tersebut dan harus mengulang Alquran minimal satu juz sehari. Namun, mengenai masalah barang yang ditahan, Ust Adi mengatakan bahwa orang tua AD sudah dihubungi namun tidak sinkron antara keduanya, ditambah lagi pemilik pesantren jatuh sakit dan harus dirawat inap di RSMH Palembang.
Dengan situasi seperti ini, nasib AD menjadi tidak jelas. AD harus menghadapi ujian akhir semester genap dan kenaikan kelas IX, namun barang-barangnya masih ditahan di pesantren. Orang tua AD berharap agar pihak pesantren dapat memahami karakteristik dan kemampuan anaknya, sehingga dapat menentukan langkah sekolah yang tepat untuk AD.
Orang tua diharapkan untuk lebih bijak dan memahami kebutuhan anaknya, sehingga dapat membuat keputusan yang tepat untuk masa depan anaknya. Jangan terlalu mendoktrin atau turut campur urusan anak, karena hal ini dapat berakibat fatal dan tidak diinginkan.
Laporan Novita
