
Oleh : Suciyati
Korban tewas Palestina di Jalur Gaza meningkat menjadi 56.412 orang, dengan 133.054 orang lainnya terluka sejak pecahnya konflik antara Hamas dan Israel pada 7 Oktober 2023, hal ini disampaikan otoritas kesehatan Gaza pada hari Sabtu (28/6). Dalam 24 jam terakhir, serangan Israel merenggut 81 nyawa warga Palestina dan menyebabkan 422 orang lainnya terluka.
Situasi Gaza makin memprihatinkan di tengah pengkhianatan para penguasa muslim. Perang Iran justru makin menunjukkan tidak satupun penguasa muslim yang benar-benar serius menolong Gaza.
Dorongan sebagian penguasa muslim termasuk indonesia untuk menekan Zionis menerima solusi dua negara adalah solusi untuk membodoh-bodohi umat dan sangat absurd.
Zionis dan AS sampai kapan pun tidak akan menerima Palestina merdeka dengan kemerdekaan penuh.
Begitu pun warga Palestina yang tulus dan lurus. Mereka tidak mungkin menerima ada sejengkal pun tanah kaum muslimin diberikan kepada penjajah.
Mereka tidak mungkin mau mengkhianati perjanjian Umariyah dan pengorbanan para syuhada yang sudah mempertahankan tanah Palestina dengan nyawa mereka. Artinya pembantaian akan terus terjadi dan perlawanan juga tidak akan pernah surut.
Kesepakatan gencatan senjata atau two nation solution tidak akan memberikan kebebasan bagi Gaza-Palestina. Sebab sejatinya, As dan Zionis tidak ingin Palestina merdeka.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dilaporkan telah menyepakati kesepakatan rencana untuk mengakhiri perang di Gaza. Seperti dilaporkan Israel Hayom, Kamis (26/6/2025), Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyepakati rencana gencatan senjata di Gaza yang akan diterapkan dalam tempo dua pekan ke depan. Dilaporkan, bahwa tujuan utama Trump dan Netanyahu dari gencatan senjata di Gaza adalah percepatan dengan negara-negara Arab, sebagai bagian dari perluasan Abraham Accords.
Menurut laporan Israel Hayom, berikut poin-poin kesepakatan terkait gencatan senjata di Gaza.
* Perang di Gaza akan berakhir dalam dua pekan. Syarat pengakhiran perang akan termasuk masuknya empat negara Arab (termasuk Mesir dan Uni Emirat Arab) yang akan memerintah Jalur Gaza untuk menggantikan Hamas.
* Beberapa negara akan menerima banyak dari warga Gaza yang ingin beremigrasi.
* Abraham Accords akan diperluas: Suriah, Arab Saudi, dan negara-negara Arab dan Muslim akan mengakui Israel dan menjalin hubungan diplomatik.
* Israel akan mengekspresikan kesiapannya atas solusi masa depan atas konflik dengan warga Palestina menurut konsep ‘dua-negara’, menyediakan reformasi dalam Otoritas Palestina.
* AS akan mengakui implementasi kedaulatan Israel atas Tepi Barat.
Apapun solusi yang ditawarkan oleh AS hanyalah cara melenakan dan mengecoh umat Islam atas solusi hakiki. Solusi hakiki bagi Gaza-Palestina adalah hadirnya pemimpin yang memberikan perintah jihad. Hal itu hanya terwujud dengan penerapan Islam secara sempurna dalam bingkai Negara Islam.
Umat Islam hanya harus fokus dan percaya bahwa solusi masalah Gaza dan Palestina adalah kehadiran Khilafah yang akan mengomando jihad. Umat tidak boleh terdistrak oleh opini bahwa seruan ini berarti rida rakyat Gaza terus dibantai. Umat harus ingat bahwa seruan solusi dua negara sudah dinarasikan sejak dulu, dan sepanjang itu pula pembantaian terus terjadi.
Pembantaian di Gaza harusnya menjadi momen bangkitnya kesadaran umat bahwa berharap pada solusi Barat justru menjauhkan pada solusi hakiki. Solusi hakiki adalah menghadirkan Khilafah sebagai warisan nabi yang terbukti telah menjadi penjaga umat dan telah membawa umat kepada kebangkitan hakiki.
Umat harus mendukung dan segera terjun bergerak dalam perjuangan menegakkan Khilafah bersama kelompok dakwah ideologis. Ini adalah bukti keseriusan kita menolong Gaza-Palestina, dan juga mengangkat umat yang lainnya dari kehinaan akibat hidup dalam naungan sistem sekuler kapitalisme.
Persiapkan diri! Masa depan umat Islam adalah masa kejayaan dan keadilan, tegaknya risalah Islam, jatuhnya mahkota-mahkota keburukan, dan runtuhnya singgasana-singgasana kebatilan. Umat Islam kembali bangkit sebagai generasi pemenang sekaligus pemimpin peradaban. ***
