
Oleh Yeni Aryani
Jumlah korban tewas di Gaza Palestina terus bertambah. Zionis masih haus darah. Hal ini disampaikan oleh otoritas Kesehatan Gaza pada Sabtu 28 Juni 2025 ini. Dilaporkan oleh CNBC Indonesia, korban jiwa menjadi 56.412 orang. Dengan 133.054 orang lainnya luka-luka sejak 7 Oktober 2023 lalu. Penderitaan kaum muslim khususnya warga Gaza belum terselesaikan oleh polisi dunia yang motonya “perdamaian dunia” omong-kosong saja.
Kaum zionis Israel laknatulah merasa berkuasa dengan adanya dukungan Amerika dan para boneka penjilat kekuasaan negeri kaum muslim. Mereka berbuat sesuka hatinya melakukan perpaganda-propaganda jahat agar umat Islam tidak bersatu, menyiksa, bahkan membunuh warga-warga sipil yang tidak berdaya. Kehancuran, kerusakan, kemiskinan kelaparan tipu daya mereka ciptakan agar kaum muslim, lalai, lupa bahkan menentang kewajibannya lahir ke dunia. Rusaknya pemikiran yang memisahkan kehidupan dari aturan Islam berhasil mereka lakukan. Alhasil pembantaian massal di Gaza terus berlanjut tidak bisa di hentikan. kehidupan kaum muslim terus tertindas, tanpa adanya penjaga, pelindung dan pemimpin yang manjadi tameng/perisai melindungi keselamatan dan akidah mereka.
Kafir barat berharap dengan gencarnya genosida di Gaza, propaganda-propagada mereka di tiap tiap negara kaki tangannya umat Islam semakin terpuruk, makin terpecah dan menjauhi segala aturannya Allah SWT, semakin mereka berusaha semakin nyatalah kegagalan dan kerugian yang mereka dapatkan. Keberhasilan yang mereka dapatkan hanya sementara, karena tipu daya Allah lebih mengerikan. Dalam surat Al Imran ayat 54 Allah SWT berfirman yang bunyinya “Mereka orang-orang kafir membuat tipu daya dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baiknya pembalas tipu daya”. Di dunia saja mereka sudah menuai cacian, balasan Allah satu persatu mereka terima, mereka terhina dan kelak mereka kekal dalam siksa neraka.
Kaum muslim sedunia bagaikan buih di tengah lautan terombang-ambing, mayoritas, banyak namun tidak berkualitas, banyak tapi tidak bersatu, banyak namun tidak mempunyai kekuatan, dan banyak tapi tidak adanya kemampuan untuk mempertahankan diri dan melindungi sesama. Kekayaan alam di perebutkan. Negeri-negeri muslim di kuasai para pemimpin yang menerapkan akal dan hawa nafsu manusia. Umat Islam adalah satu, bagaikan satu tubuh, jika salah satu dari anggota tubuh tersebut mengalami sakit maka anggota tubuh lainnya akan ikut merasakan sakitnya juga. Persatuan umat harus kita wujudkan sebagai bentuk ketaatan, keimanan kita akan risalah yang Rasulullah bawa. Rasulullah Saw bersabda yang artinya “Tidak beriman seseorang dari kalian hingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri” HR Muslim.
Di sinilah perlu adanya dahwah, agar umat bangkit dari keterpurukannya. Dahwah merupakan kewajiban tiap-tiap insan yang mengaku beriman. Dahwah adalah perjuangan. Bisa dikatakan sulit namun demikian inilah tantangan yang harus di jalani oleh para pengemban dakwah Islam Kaffa sampai tetes darah penghabisan. Dakwah juga harus mencontoh dahwah nabi agar umat tidak tersesat dijalan yang mereka anggap lurus. Dengan pembinaan itensif sesuai fikro dan metode kenabian, kesadaran umat terus dipupuk sampai mengakar dalam jiwa dan pemikiran mereka. Ketika umat telah menyadari kekeliruannya dengan sendirinya umat menginginkan adanya perubahan besar, tidak hanya hijrah pemikiran melainkan umat juga menginginkan perubahan sistem kepengurusan kehidupan baik dalam lingkup individu keluarga dan negara. Allah SWT ingin melihat sebesar apa usaha keikhlasan, ketaatan kita akan perintahnya dan sejauh mana pula usahan kita menjauhi larangan-nya. Hal ini sesuai dengan Firman Allah SWT yang berbunyi “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengawasi dari depan dan belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan satu kaum sehingga kaum itu mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia” TQS Ar Ra’d ayat 11. Wallahu a’lam bi ashawaab.
