Peran Ibu di Masa Pandemi

0
518

Oleh: Padliyati Siregar ST

Sejumlah provinsi mulai Senin (16/3) meliburkan sekolah, dari jenjang TK, SD, SMP dan SMA hingga Senin (30/3). Langkah itu diambil untuk mengantisipasi penyebaran virus corona jenis baru atau Covid-19 di lingkungan lembaga pendidikan.

Sebagai gantinya, pembelajaran yang biasanya dilakukan di sekolah diubah menjadi di rumah. Siswa tetap mengerjakan semua tugas sekolah meski berada di rumah. Orang tua yang juga bekerja dari rumah diminta untuk mengawasi proses belajar anak selama berada di rumah.

Meski terlihat menyenangkan, pembelajaran di rumah bukanlah sesuatu yang mudah bagi para orang tua.

“Ini anak-anak belajar di rumah jadi orang tua yang sibuk. Aku stres banget nih jadi pengawas. Materinya banyak banget,” ujar Mesya, seorang wali murid. https://republika.co.id/berita/q7dlrn409/murid-belajar-di-rumah-stres-orang-tua-dan-kendala-lai

Ternyata ketidaksiapan kaum ibu untuk menyiapkan bahan pembelajaran bagi anak dirumah imbas dari pencegahan penyebaran virus corona menyisakan masalah tersendiri bagi para orangtua. Dari gagap teknologi, kewalahan membagi waktu di rumah hingga stres menjadi momok bagi ibu.

Para orang tua kesulitan membimbing anaknya belajar, jika tak mengerti mata pelajaran yang sedang dipelajari. Saat belajar dari rumah, anaknya diberikan tugas untuk membaca dan mengerjakan tugas, belum lagi ada yang kewalahan untuk mengurus anaknya lantaran anaknya lebih banyak bermain daripada belajar. Di tambah kesibukan orang tua juga yang gak bisa selalu fokus bimbing anaknya belajar online di rumah.

Ada harapan di tengah situasi libur sekolah karena corona, anak-anak sekolah bisa tetap fokus belajar seperti di sekolah. Bagi orang tua kondisi belajar dari rumah merupakan pekerjaan rumah tambahan bagi para orang tua agar lebih fokus lagi mendampingi anak-anak belajar di rumah. Ternyata sungguh memberatkan.

Sistem Pendidikan dan Kesetaraan Gender yang Memalingkan Fungsi Keibuan

Berbagai perjanjian perempuan mempromosikan gagasan bahwa kurikulum pengajaran negara-negara dunia harus diubah untuk memasukkan konsep kesetaraan gender ke dalam buku-buku teks. Selain itu, gagasan tentang pentingnya keterlibatan perempuan dalam pekerjaan demi memberikan kehidupan yang layak harus dipromosikan, sehingga anak-anak perempuan yang berpendidikan akan menjadikan memasuki dunia kerja adalah tujuan penting dalam hidupnya yang tidak akan ia lepaskan, dan sampai ia yakin bahwa ia memiliki kemampuan dan ambisi dalam pekerjaan yang tidak lebih rendah dari laki-laki.

Oleh karenanya, tujuan dari pendidikan dan pelatihan perempuan dan anak perempuan di bawah rezim sekuler yang mengimplementasikan agenda kesetaraan gender, diarahkan untuk menjadikan mereka penggerak roda ekonomi, bukan dalam rangka memberikan hak dasar akan pendidikan itu sendiri serta memperkaya pengetahuan dalam diri perempuan dan anak perempuan untuk benar-benar bermanfaat bagi diri mereka sendiri, masyarakat, dan umat manusia di dunia ini dan di akhirat.

Peran Perempuan di Dalam Islam

Menurut ajaran Islam, tidak ada larangan bagi perempuan untuk berperan aktif dalam masyarakat. Perempuan berhak untuk mengekspresikan dan mengembangkan potensi dan kemampuan yang ada dalam dirinya.

Adapun peran langsung yang dapat dilakukan oleh perempuan adalah peran sebagai seorang anak, istri, ibu, dan peran sebagai anggota masyarakat. Dalam posisi sebagai anggota masyarakat, perempuan dan laki-laki memiliki hak dan kewajiban yang sama, berhak menerima perlakuan yang baik dari masyarakat dan berkewajiban menciptakan masyarakat yang sehat.

Peran langsung perempuan dalam masyarakat antara lain berupa pekerjaan sebagai pendidik, dokter, pakar ekonomi, dan mubalighat dll. Akan tetapi, Islam menganjurkan agar aktifitas perempuan di luar rumah tidak sampai mengorbankan tugas utamanya sebagai seorang istri dan ibu.

Perempuan ibarat sekolah, jika dididik dengan baik berarti telah mempersiapkan sebuah bangsa dengan baik. Perempuan dengan tangan kirinya menggoyang buaian dan tangan kanannya menggenggam dunia. Perempuan merupakan tiang negara.

Perempuan adalah sosok yang menjadi tauladan bagi sebuah generasi, sehingga harus dipersiapkan secara matang untuk menuju suatu perubahan. Perempuan tidak akan bisa mengurus rumah tangga atau masyarakat pengetahuan intelektual dan etika yang memadai. Sesungguhnya Islam memberikan perhatian yang besar terhadap kaum perempuan dan menempatkan mereka pada posisi yang terhormat.

Perempuan memiliki peranan penting yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Banyak sekali peranan perempuan baik dalam kehidupan keluarga, ekonomi, politik, sosial kebudayaan, hingga dalam pendidikan dan agama. Sebagai anggota masyarakat, saat seorang perempuan melihat bahwa masyarakatnya mengalami gangguan stabilitas atau terkena penyakit, maka ia harus segera mencari jalan penanggulangannya. Bahkan, dalam kondisi tertentu, perempuan diharuskan terjun ke masyarakat, misalnya, harus ada perempuan yang bekerja sebagai dokter untuk melayani kebutuhan kaum perempuan.

Posisi dan kedudukan perempuan dalam bermasyarakat dan bernegara yakni sebagai anggota masyarakat dan sebagai warga negara yang memiliki sejumlah hak dan kewajiban (right and obligation), seperti firman Allah dalam Qur’an surah An-Nisa’ ayat 29-33, yang menjelaskan bahwa Islam melindungi hak milik laki-laki dan perempuan. Tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Perintah Allah untuk berbuat adil dalam seluruh bidang kehidupan, baik ranah domestik maupun publik sangat tegas, keadilan harus ditegakkan. Keadilan merupakan prinsip ajaran Islam yang harus ditegakkan dalam menata kehidupan manusia, prinsip harus selalu ada dalam setiap norma, tata nilai, dan perilaku umat manusia sampai akhir zaman. ***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here