Ratusan Rumah Rata dengan Tanah di Sungki, Seorang Anak Nyaris Terpanggang

0
448
foto net

Kliksumatera.com, PALEMBANG– Satu bocah dikabarkan nyaris terpanggang namun berhasil diselamatkan meski sempat mengalami luka bakar dan diperkirakan 107 rumah di tiga RT Kelurahan Ogan Baru, Kecamatan Kertapati, ludes terbakar, Rabu (10/7) sekitar pukul 09.30 pagi rata dengan tanah. Sempitnya jalan di lokasi Jl Ki Kemas Ridho, Lorong Santai, menjadi penyebab petugas pemadam kebakaran kesulitan mencapai titik api. Akibatnya, api baru berhasil dijinakkan sekitar pukul 12.30 siang setelah petugas dan masyarakat berjibaku menahan sebaran api yang sulit dikendalikan.

Dari data yang diperoleh dari pihak ACT (Aksi Cepat Tanggap) Sumsel pada pukul 16.42 WIB, penyebab kebakaran karena kompor yang meledak di salah satu rumah penduduk. Jumlah rumah terdampak mencapai 107 rumah di empat RT yaitu RT 25 (1 KK, 4 jiwa), RT 26 (41 KK, 186 jiwa), RT 27 (3 KK, 15 jiwa), dan RT 28 (86 KK, 327 jiwa).

Camat Kertapati, Dwi Yudiansyah mengatakan jika si jago merah membakar sekitar 80 sampai 100 rumah di RT 26, 27, dan 28. Berapa jumlah pastinya dan penyebab munculnya api, Dwi belum bisa memastikan. “Sampai sekarang saya belum tahu darimana asal api. Rumah saat ini masih didata petugas, tetapi ada yang bilang sekitar 80 sampai 100 rumah. Belum bisa dipastikan. Ini termasuk besar karena mencakup empat RT. Saat ini belum bisa diprediksi jumlah KK terdampak, karena rumah RT juga termasuk yang terbakar, jadi belum bisa menemui mereka sampai sekarang. Kami belum tahu berapa data penduduk di sini,” ungkapnya saat ditemui Simbur di lokasi kebakaran.

Ke depan, lanjut Dwi, pihaknya akan mencoba menggelar urun rembuk dengan warga untuk mencari solusi agar jalan yang sempit setidaknya ada jalan agar mobil bisa masuk. “Setidaknya kalau kejadian seperti ini terjadi lagi. Karena kalau seperti ini (jalan setapak) kan mobil tidak bisa masuk, apalagi ada musibah kebakaran. Nanti akan dibicarakan kalau yang itu, karena butuh proses yang panjang untuk mencari solusinya,” akunya.

Dilanjutkan, terkait lingkungan di sekitar daerah Sungki, dirinya menghimbau masyarakat agar selalu berhati-hati karena wilayah tersebut rawan kebakaran. Jika akan meninggalkan rumah, cek dan ricik segala sesuatunya termasuk kompor dan listrik.

“Kalau terkait penataan, ini kan rumah penduduk semua, jadi kalau mau penataan berarti tanahnya dibebaskan dan akan butuh proses yang panjang. Jadi setidaknya kami menata rumah-rumah itu jika terjadi kebakaran mobil pemadam kebakaran bisa masuk dulu karena gangnya sempit sekali. Harapannya, waspadalah karena di sini juga pernah terjadi kebakaran di tahun 2007. Ini sudah kedua kalinya,” ujar Dwi.

Kemungkinan adanya korban jiwa dalam musibah kebakaran tersebut, Dwi kembali belum bisa memastikan. Namun dirinya mengatakan jika memang tersebar isu adanya korban jiwa. “Kalau korban masih simpang siur karena ada sebagian warga yang mengatakan kalau korban tewas, tetapi ada juga sebagian yang bilang tidak. Kami belum bisa memastikan itu. tapi sampai sekarang belum terdengarlah (ada korban). Bantuannya akan langsung. Dinas Sosial baik kota maupun provinsi sudah siap membantu. Ini kan sudah termasuk musibah nasional karena rumah terbakar melebihi 60 rumah,” kata Dwi memastikan.

Sementara, Kepala Bidang Operasional Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (PKPB) Kota Palembang, Nedy memastikan jika pihaknya menurunkan 10 unit mobil damkar ke lokasi kebakaran. “Jelasnya kami menurunkan 10 unit mobil damkar dengan personil sekitar 70 orang lebih. Setelah di lokasi, kami berhasil menjinakkan api kurang lebih satu jam,” ungkapnya.

Namun, petugas tetap menemui kendala selama proses pemadaman. Sempitnya akses untuk ke titik api dan jauhnya sumber air sedikit menghambat kerja petugas pemadam. “Pertama jauh dari mobil sehingga mengandalkan selang. Begitu selangnya sampai ke titik api, sudah bisa memulai pemadaman. Kalau kebakaran di komplek itu selang di mobil sudah cukup. Kalau lokasi seperti ini butuh gabungan selang karena mencapai ratusan meter. Kendala kedua adalah sumber air. Untuk mengandalkan air sungai Musi, lokasinya masih jauh,” keluhnya.

Dalam peristiwa kebakaran tersebut, sempat beredar isu jika satu orang anak menjadi korban tewas akibat terkunci dalam rumah yang ditinggal oleh orang tuanya. Untuk memastikan, wartawan mencoba menggali keterangan dari beberapa warga terdampak. Dari keterangan yang diperoleh, memang ada salah satu anak yang diperkirakan masih kelas satu sekolah dasar yang sempat terkunci di dalam rumah di RT 26.

Anak kedua dari Jeky itu, dikabarkan tertidur dan oleh ibunya sempat ditinggal sendirian karena yang bersangkutan akan mengambil barang dagangan di suatu tempat. Beruntung, saat kejadian, anak tersebut berhasil diselamatkan oleh warga sekitar dan akhirnya dibawa oleh ayahnya ke 7 Ulu. Menurut keterangan, tangan anak tersebut sempat disambar api yang mulai membakar rumahnya.

Sumber : Ril
Posting : M. Riduan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here