Kliksumatera.com, BANDARLAMPUNG – Rektor ITERA (Institut Teknologi Sumatera) Prof Ir H Ofyar Z Tamin MSc (Eng) PhD menegaskan daya dukung eksisting ketersediaan, aksesibilitas dan konektivitas fasilitas infrastruktur dasar dan infrastruktur penunjang transportasi trimatra darat, laut, dan udara di Lampung sangat strategis sehingga patut dipertimbangkan demi pengokohan ujung Sumatera ini memperjuangkan usulan DKI Lampung dan meyakinkan pemerintah untuk akhirnya dipilih menggantikan DKI Jakarta sebagai lokasi ibukota pusat pemerintahan negara.
Hal tersebut diungkapkan Ofyar menjawab pertanyaan presenter Vyona Dewi dalam program live talkshow interaktif Halo Lampung bertajuk “Dukungan Berkah Transportasi Menuju Lampung Ibu Kota Negara” di studio RadarTV Lampung, Bandarlampung, Rabu (17/7/2019) petang.
“Oke. Lampung itu sudah terkenal dari dulu. Dari zaman Belanda dan sebelumnya, itu memang Provinsi Lampung dan Provinsi Banten itu yang merupakan tempat yang paling dituju,” ujar Ofyar.
“Kalau orang berangkat dari belahan barat dunia, atau belahan timur dunia, semua orang lewat Lampung, yang kedua. Yang pertama itu orang lewat Selat Malaka, kemudian lewat Selat Sunda, Lampung itu sudah ada, sudah eksis,” ujar dia lagi.
“Nah, ditambah lagi Lampung itu merupakan bagian daripada Asian Highway. Kemudian juga bagian daripada Asia Railways yang akan menghubungkan seluruh Eropa sampai dengan Asia, kemudian sampai Australia. Itu satu ya, dari dulu sudah terbukti,” jelasnya.
Asian Highway, atau Asian Highway Network, dikenal pula sebagai Great Asian Highway ialah megaproyek revitalisasi sistem jalan raya di Asia, hasil kerjasama negara-negara Asia-Eropa dan Komisi Ekonomi dan Sosial untuk Asia dan Pasifik Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), atau Economic and Social Commission for Asia and the Pacific/ESCAP _berdasarkan hasil Sidang ke-48 tahun 1992. [Wikipedia]
“Yang kedua, pada masa sekarang ini, yang paling lengkap itu Jawa, sudah pasti jalan tol ya. Nah, kemudian untuk di luar Jawa yang dibikin pertama itu adalah yang namanya Trans Sumatera, gitu,” jelas Ofyar.
Dan itu sudah komplit, imbuh dia. “Sebentar lagi akan terhubung dengan mana, dengan Palembang, Sumatera Selatan, dan juga di utaranya. Jadi sisi jalan raya ini sudah ada.”
“Dan saya dengar juga, di masa Pak Jokowi (periode) yang kedua ini akan ada juga kereta api, yang tengah dibangun pada koridor yang hampir sama. Nah, kalau kita lihat juga, kita sudah lengkap merupakan bagian daripada tol laut,” pakar transportasi publik Asia Tenggara, team leader proyek pengembangan kereta api Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten ke DKI Jakarta itu membeberkan.
Rektor institut kebanggaan rakyat Lampung dan Sumatera yang kini telah mengampu 34 program studi tematik sejak berdiri pada 6 Oktober 2014 ini menggarisbawahi bahwa visibilitas daya dukung moda infrastruktur transportasi di Lampung merupakan berkah geografis dan membuatnya sangat strategis. “Jadi darat, laut, udara, itu sudah ada, lengkap ada dimana, di Provinsi Lampung ini. Itu yang saya sebutkan ‘berkah’ provinsi di luar Pulau Jawa yang sudah mendapat lengkap,” alumnus S1 Teknik Sipil ITB (1982) kelahiran Medan 23 Agustus 1958 itu lugas.
Meyakinkan pemirsa, pengampu makalah sistem infrastruktur terkait sistem logistik nasional dan konsep pengembangan sistem transportasi pendukung program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) era Presiden SBY itu coba membandingkan. “Kalau kita melihat dibandingkan dengan calon DKI yang lain, itu mereka harus membangun lagi dengan yang baru dan lain-lain,” kata Ofyar, merujuk tiga provinsi kandidat di Kalimantan.
“Posisi sangat, sangat strategis, karena dia (Lampung, red) di ujung Pulau Sumatera. Semua orang dari Aceh itu selalu akan melalui Lampung. Jadi konektivitas daripada Lampung ini menjadi sangat penting dan poin utama,” tegas dia meyakinkan.
Apa pasal? “Pasti kan dalam penentuan daripada DKI (lokasi ibu kota baru, red) kan masih banyak lagi yang harus dilihat, ruangnya dan lain-lain,” dalih Ofyar.
“Tapi yang paling penting kami, menurut kami adalah Lampung sangat siap. Darat, laut, udara. Dan ini bukan dari sekarang, dari dulu pun sudah memang dikenal orang selalu melewati yang namanya Selat Sunda ini, sebagai bagian orang bergerak dari barat dan ke timur daripada, bukan hanya Indonesia saja, dunia. Sangat special,” ujar dia meneguhkan.
Bersama Ofyar, tampil sesama narasumber FGD DKI Lampung, pakar transportasi publik yang juga Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Lampung dan aktif sebagai Ketua Pusat Studi Kota dan Daerah (PSKD) Lembaga Penelitian Pengabdian Masyarakat Universitas Bandar Lampung (UBL) IB Ilham Malik ST MT PhD. Lainnya, Sekretaris Tim DKI Lampung yang juga Bendahara Yayasan Alfian Husin H Ary Meizari Alfian SE MBA.
Laporan : Muzzamil
Posting : Imam Ghazali