Siapa pun Presidennya, Amerika Tetaplah Sama

0
248

Oleh: Irohima

Kandidat Presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden mengungkapkan pernyataan melalui kanal youtube bahwa ia akan memperlakukan Islam sebagaimana mestinya, seperti agama agama yang lain. Bahkan dalam videonya ia sempat mengutip sebuah Hadist Nabi Muhamad SAW yang membuat publik banyak memberi respon positif bahkan ada yang berdoa untuknya. Video tersebut banyak diunggah publik ke twitter.

Bidden telah berhasil memenangkan Pennsylvania dan 20 suara electoral college hingga total suara mencapai 270 yang dibutuhkan untuk bisa meraih kursi kepresidenan. Ditengah penolakan Trump akan klaim kemenangannya dan pengajuan gugatan hukum menantang hasil pemungutan suara, Joe Bidden menyatakan kini waktunya untuk menyembuhkan Amerika yang sakit dan terpecah belah. Bidden pun berjanji untuk mengerahkan kekuatan kepatutan dalam rangka memerangi pandemi, membangun kembali kemakmuran ekonomi, menjamin perawatan kesehatan dan membasmi rasisme sistemik.

Dalam menjalankan pemerintahannya Joe Bidden akan berpasangan dengan wakilnya, senator AS Kamala Harris yang merupakan perempuan pertama kulit hitam dan mempunyai keturunan asia pertama yang menjabat sebagai wakil presiden. Sebagaimana kita ketahui Joe Bidden memperoleh banyak dukungan dari kalangan warga kulit hitam Amerika. Selain menjanjikan angin segar bagi kaum muslim Amerika, Bidden juga akan mencabut sejumlah kebijakan luar negeri kontroversial Presiden Donald Trump terkait Palestina dan Timur Tengah. Kamala Harris menegaskan akan terjadi perubahan besar dalam pemerintahan Biden dari era Trump, yang membuat AS menyimpang dari posisi tradisionalnya sehingga lebih pro pada pemerintah Perdana Mentri Israel Benjamin Netanyahu.

Joe Biden telah dua kali mencalonkan diri jadi presiden pada tahun 1987 dan 2008 sebelum pemilu 2020. Biden mencalonkan diri untuk menjadi calon presiden dari partai Demokrat 2008 namun dalam nominasi partai ia dikalahkan Barack Obama hingga dalam pilpres tahun 2008, Demokrat menduetkannya dengan Obama sebagai cawapres. Pasangan Obama – Biden menang mengalahkan pasangan Republik, John McCain – Sarah Palin kala itu. Kedekatannya dengan Obama memberikan dukungan abadi di antara pemilih Afrika -Amerika hingga tak heran dengan realitas bahwa pemilih kulit hitam mungkin menjadi penyokong utama kemengangan Biden di negara bagian kunci pertempuran seperti Georgia, Michigan dan Pennsylvania. Delapan tahun bersama Obama telah memungkinkan Biden akan meneruskan warisan Obama, salah satunya pengesahan Affordable Care Act, serta paket stimulus dan reformasi yang diberlakukan untuk mengatasi krisis keuangan. Biden pernah menjadi sosok kontroversial karena dukungannya akan hubungan sesama jenis.

Gaya kampanye Biden memang tak seagresif Trump karena partai Demokrat lebih ingin menggambarkan dirinya sebagai sosok moderat dan lebih bertanggung jawab. Namun baik Trump ataupun Biden, keduanya sama sama merupakan representasi politik Amerika yang liberal dan kebijakan politik luar negeri mereka secara mendasar tidak akan berubah terhadap Islam, Amerika tetap akan menjadi negara pengusung ideologi kapitalisme global. Jadi siapapun yang menjadi presiden Amerika tidak akan membawa pengaruh apa apa bagi dunia Islam.
Kebijakan politik luar negeri Amerika akan tetap sama yaitu menyebarluaskan, mengusung, dan mempertahankan eksistensi kapitalisme melalui penjajahan secara ekonomi, politik dan militer serta sosial budaya di seluruh dunia khususnya negeri negeri muslim. Amerika juga akan tetap mempertahankan pemimpin pemimpin boneka yang merupakan kaki tangannya, mengeruk harta kekayaan negeri islam dan akan tetap mempertahankan eksistensi penjajah yahudi di Palestina. Jadi jangan terbuai akan janji pemerintahan Biden bahwa Amerika akan merubah kebijakan politik terkait konflik Palestina – Israel jika ia menang, karena keberadaan entitas Yahudi Israel di Palestina merupakan bagian penting politik luar negeri Amerika di Timur Tengah untuk menimbulkan kekacauan, instabilitas di Timteng akan menjadi alat intervensi mereka untuk mengendalikan kekayaan alam berupa minyak dan gas disana.

Amerika dengan presiden yang berbeda dan cara yang berbeda akan tetap menjalani politik adu domba ditengah tengah kaum muslim, merangkul serta mendukung kelompok kelompok Islam yang sejalan dengan kepentingan mereka dan akan tetap memberi stempel radikal, teroris pada kelompok Islam yang ingin menegakkan syariat secara kaffah. Mereka akan terus mempropagandakan pemikiran sekuler liberal mereka atas nama moderasi.

Janganlah terlalu bereuforia akan kemenangan Biden yang seolah olah menjadi kemenangan dunia Islam, sejatinya kampanye Biden terkait sikap terhadap Islam dan Muslim tidak bisa menjadi sandaran perubahan kebijakan. Karena kampanye dalam demokrasi hanyalah media mengumpulkan suara, bukan janji yang bisa dimintai pertanggungjawaban. Berjanji manis dalam demokrasi sudah menjadi tradisi untuk memikat hati setiap pemilih tanpa diberikan bukti.

Biden dan Trump adalah wajah Amerika yang sama meski dengan make up yang berbeda namun watak kolonialis atau penjajah akan tetap menjadi wajah permanen kebijakan mereka. ***

Wallahualam bis shawab

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here