TBC Menjangkit Tubuh Umat

0
30

Oleh : Ummu Aziz

TBC adalah penyakit yang tentunya sudah sangat umum terdengar di masyarakat. Ya, TBC termasuk salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri, di mana bakteri ini berpotensi menyerang berbagai organ tubuh, termasuk paru-paru. Fakta menunjukkan, Indonesia menempati peringkat ketiga dengan jumlah penderita TBC terbanyak di dunia, setelah India dan China.

Tuberkulosis atau TB adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri tersebut dapat masuk ke dalam paru-paru dan mengakibatkan pengidapnya mengalami sesak napas disertai batuk kronis.

Dokter Erlina menjelaskan bahwa eliminasi TB bukanlah pekerjaan yang mudah. Dibutuhkan kolaborasi dan kerja sama semua pihak, bukan hanya petugas kesehatan, karena TB lebih banyak memicu masalah nonkesehatan. Penanganan TB harus terstruktur dan masif, sedangkan di Indonesia setiap pihak cenderung bekerja sendiri-sendiri. Seharusnya, semua pihak yang terlibat disatukan sehingga harmonis dan terarah, (Liputan 6, 17-2-2024).

Kesadaran setiap orang untuk mengatasi TB secara komprehensif sangat diperlukan, mulai dari pencegahan hingga pengobatan. Kolaborasi multisektoral pun mutlak dibutuhkan agar target eliminasi TB pada 2030 bisa tercapai. Dokter Erlina menegaskan, hanya 30% dari kasus TB yang terkait medis, selebihnya masalah nonmedis, (Kompas, 18-2-2024).

Selain kesehatan, ada banyak faktor yang berpengaruh terhadap upaya eliminasi TB. Misalnya, kesadaran masyarakat tentang penyakit ini, sanitasi lingkungan, kepadatan penduduk, gizi, polusi, juga rumah yang sehat dengan memperhatikan aspek suhu, kelembapan, dan pencahayaan sehingga bisa meminimalkan penyebaran bakteri TB.

Kemiskinan berpengaruh pada faktor lingkungan yang memainkan peran penting dalam penyebaran TB. Mahalnya harga tanah dan properti menjadikan kepadatan penduduk tinggi sehingga penularan bakteri TB lebih mudah terjadi. Selain itu, kemiskinan juga berpengaruh pada kondisi lingkungan. Lingkungan yang tidak sehat (sanitasi rendah, pengelolaan limbah tidak memadai, dan minimnya akses air bersih) dapat meningkatkan risiko penularan TB.

Tingginya kasus TB juga disebabkan oleh paparan polusi udara, kualitas udara dalam ruangan yang buruk, perumahan yang sangat padat, tingginya pergerakan penduduk antarwilayah, terbatasnya akses ke fasilitas kesehatan, dan pendidikan.

Pandangan kapitalistik saat ini telah menjadikan negara berlepas tangan dari pemenuhan kebutuhan dasar rakyat berupa kesehatan. Liberalisasi kesehatan menjadikan rakyat kesulitan mengakses layanan kesehatan secara layak. Ketika ada masalah yang menjadi sorotan dunia, seperti kasus TB, barulah pemerintah bergerak seperti pemadam kebakaran yang berusaha memadamkan api secara cepat.

Tentu saja, hal itu tidak akan bisa terwujud secara instan. Tingginya kasus TB adalah hasil penerapan aturan kapitalistik di berbagai bidang (bukan hanya kesehatan) selama berpuluh-puluh tahun sejak Indonesia ada. Oleh karenanya, mengeliminasi TB tidak bisa dilakukan secara tiba-tiba.

Adapun Islam, memosisikan negara sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap hajat hidup rakyatnya, termasuk aspek kesehatan. Negara Islam di dalam sistem Islam tidak berlepas diri dari tanggung jawab ini, bahkan menjaminnya secara amanah untuk tiap-tiap individu rakyat.

Islam akan mengedukasi masyarakat tentang bahaya penyakit TB dan upaya mencegahnya. Negara akan mempromosikan perilaku hidup bersih dan sehat secara praktis, bukan sekadar slogan dan pencitraan. Wallahua lam bi shawab.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here