Umat Islam Jadi Sasaran Empuk Kekejaman Densus 88

0
145

Oleh : Tasyati Nabilla (Aktivis Muslimah)

Tragedi kelam dan tragis yang terjadi beberapa waktu lalu masih saja membekas dalam ingatan akan aksi brutal nan sadis yaitu penangkapan berujung penembakan dokter Sunardi hingga tewas meregang nyawa ditangan oknum densus 88 Anti teroris. Tragedi ini terjadi lantaran beliau diduga sebagai teroris di Sukoharjo, Jawa Tengah. Tentu saja hal ini menuai kecaman sekaligus pro dan kontra di tengah masyarakat.

Menurut Ketua LBH Pelita Umat Chandra Purna Irawan menanggapi Densus 88 yang menembak mati dokter Sunardi. Menurutnya, jika pun benar ada perlawanan, tidak perlu dokter Sunardi ditembak sampai nyawanya hilang di tempat kejadian.

“Sekalipun polisi diberi kewenangan untuk menembak dari peraturan Kapolri, namun bukan berarti bebas menembak sampai mati. Terduga itu tidak untuk dimatikan, tetapi dilumpuhkan,” ujar Chandra, Ahad. (republik.co.id, 13/03/2022).

Kasus kematian ini, semakin menambah daftar panjang sejarah kelam kekerasan yang dilakukan oleh pihak kepolisian. Seperti yang kita ketahui bahwa negara Indonesia ini adalah negara hukum yang pastinya harus bisa memberikan keadilan dalam memutuskan perkara yang terjadi. Namun justru fakta yang ada di hadapan kita menunjukkan sebaliknya.

Aparat menembak mati tanpa mengusut perkara secara tuntas. Hal ini dikategorikan sebagai tindakan tanpa melalui proses pengadilan atau extra judical killing terhadap orang-orang yang baru terduga melakukan tindak terorisme. Ini dinilai sebagai pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Tentu hal yang dilakukan ini bukan solusi untuk memberantas terorisme melainkan hanya menimbulkan ketakutan pada masyarakat dan adanya perasaan dendam yang tak berkesudahan.

Dalam sistem demokrasi-kapitalisme manusia berdaulat atas hukum, mereka bisa sesuka hati merevisi, dan menghapus hukum yang berlaku sesuai keinginannya tanpa memikirkan perasaan dan urusan rakyat. Lantas, apakah benar semua ini merupakan tindakan yang murni sebagai upaya dari penegakan hukum ataukah perang melawan umat dan juga hukum Islam itu sendiri? Tentu saja tidak, ini merupakan propaganda dan tipu muslihat barat agar kaum muslim jauh dari ajaran Islam kafah.

Yang lebih mengiris hati lagi, kasus teroris dan radikal ini selalu disandingkan dengan umat Islam. Seolah-olah umat Islam-lah yang memecah persatuan dan kesatuan, umat Islam dicap sebagai pembawa permusuhan sehingga memicu islamophobia yaitu diskriminasi, ketakutan dan kebencian terhadap Islam itu sendiri. Mengapa umat Islam yang selalu saja menjadi sasarannya? Hal ini pun sedikit banyak telah menorehkan luka menganga pada diri umat Islam.

Inilah bukti tabiat buruk yang sudah terbongkar dari sistem demokrasi-kapitalisme dalam penegakan hukum yang masih saja diemban oleh negara. Jika ini berkelanjutan, maka tindakan extra judical killing pada terduga teroris yang tak lain korbannya adalah kaum muslim, akan senantiasa terulang lagi dan lagi. Maka, kaum muslim haruslah memiliki kesadaran politik agar tidak terpengaruh propaganda barat dan skenario mereka.

Jalan satu-satunya adalah kembali kepada sistem Islam di bawah naungan Daulah Khilafah Islamiyah. Dalam perkara ini, Islam memandang bahwa nyawa seorang muslim dan manusia yang tidak bersalah begitu berharga dan sangat dilindungi. Hal tersebut ditegaskan oleh Rasulullah Saw. melalui lisan mulianya yaitu: “Hilangnya dunia, lebih ringan bagi Allah dibanding terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak.” (h.r. Nasai 3987, Turmudzi 1455, dan dishahihkan al-Albani).

Khalifah akan berperan sebagai junnah (perisai), dan mengayomi umat serta pemberi keputusan yang wajib ditaati dalam kebenaran. Rasulullah bersabda:
إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ
“Sesungguhnya Al-imam (Khalifah) itu perisai, di mana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan kekuasaannya.” (h.r. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dan lain-lain).

Dengan syariat Islam, maka niscaya jiwa setiap orang terjaga. Mulai dari janin hingga dewasa. Hal ini dapat terwujud jika umat Islam fokus dan turut andil dalam memperjuangkan tegaknya Khilafah sehingga kekuatan politik Islam dapat mengalahkan propaganda dan tipu muslihat barat.

Wallahualam bissawab.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here