Bingung Cari Kudapan Buat Sahur dan Buka Puasa? Jajal Ini, Dimsum Lia-Ha

0
383
Dimsum Lia-Ha, penawar "lapar perut lapar mata" ala Amalia Fitriani, sang pemilik gerai kuliner daring kudapan sejak 2015 ini, warga Langkapura Baru, Kecamatan Langkapura, Kota Bandar Lampung. Instagram | @dimsumliaha

Kliksumatera.com, BANDARLAMPUNG – Staf Khusus Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Riza Damanik, dalam satu temu wicara daring 19 April 2020 di Jakarta, menyebut usaha mikro kecil menengah (UMKM) berkontribusi pada 60 persen PDB Indonesia, menyerap 97 persen tenaga kerja dalam negeri.

Berbagai inovasi penjualan pun masif dilakukan pelaku usaha ultramikro dan UMKM seantero negeri, demi sekadar kuat bertahan dari gempuran dahsyat imbas ekonomi Pandemi Corona.

Di Bandarlampung misalnya, inovasi agar dapur tetap ngebul dan doa agar rezeki Lebaran terkabul, juga ditempuh Amalia Fitriani, pemilik gerai kuliner daring Dimsum Lia-Ha, Langkapura Baru, Kecamatan Langkapura ini.

Lia, demikian ibu dua anak ini disapa, mencoba peruntungan bisnis kuliner rumahannya, dengan menjajakan paket penjualan kudapan asal negeri ginseng itu, memanfaatkan momen Ramadan jelang Hari Raya Iedul Fitri 1441 Hijriah di tengah kahar situasi pandemi.

Bukan sekadar latah membunuh sepi, ia menolak takluk sergapan pagebluk. Saban hari, di sela waktu sejak lepas sahur hingga usai jam Tarawih, ia aktif berpromosi produk usaha rintisannya sejak 2015 silam itu.

Dihubungi Jumat pagi (8/5/2020), ia bercerita kegigihannya menawarkan varian produk homemade -ia kerjakan dengan tangan sendiri.

“Bismillahirrahmannirrahiim. Aku nawarin paket promo dimsum bikinan aku sendiri. Suasana gini kan, produk frozen food tetaplah diminati ibu sama remaja putri. Boleh coba, Inshaallah gak kecewa,” ia sadar promosi.

Dari sejumlah varian menu yang telah ia kuasai cara membuatnya, Lia khusus menawarkan paket dimsum frozen. Yakni, varian dimsum siomay daging ayam, siomay udang, dan siomay ikan.

“Itu favorit, paling sering dipesan. Di luar ongkos kirim, aku nawarin paket Rp 100 ribu untuk 33 porsi, Rp 150 ribu untuk 50 porsi, Rp 200 ribu untuk 66 porsi, dan Rp 300 ribu untuk 100 porsi,” terang ibu hijabers ini.

Harga? “Dari pertama kali buka gak naik turun tetap Rp3 ribu satu porsi. Sambal buatanku tetap aja nendang di lidah, kena di hati,” ia merinci, bocoran cita rasa unik produknya pun ia beri.

Pemesan juga bisa memilih beberapa paket sekaligus, imbuhnya. “Buat stok Lebaran juga bisa. Praktis kok, tinggal masuk freezer, pas sahur, buka puasa lapar perut lapar mata tinggal kukus 12 menit kelar,” ia berbagi tips pula.

Menggeluti bisnis hampir lima tahun, pelanggan setia dimsumnya lumayan. Bukan saja para ‘dimsumania’ dari luar Bandarlampung, seperti Semarang, Palembang, Jakarta, dan Bandung, pelanggan korporasi pun ada juga.

“Insha Allah pesan lagi, dan lagi. Prinsip jualanku simpel aja. Higienis, halal, dan maknyus rasanya. Pokoknya, duh gusti endul takendul-kendul deh hahaha,” ia renyah tertawa.

“Heboh corona saya jualan masker non medis juga lho,” sarjana S1 Sistem Informasi Fakultas Komputer (Fikom) Universitas Bandar Lampung angkatan 2001 ini, tak bisa dipancing rupanya.

Penasaran? “Langsung kepoin aja di Instagram @dimsumliaha, Facebook Messenger saya Amalia Fitriani, atau chat WhatsApp saya 1 kali 24 jam di nomor 082116335183. Met berpuasa bagi semua yang menjalankannya. Ditunggu ya orderannya,” pungkas Lia.

Laporan : Muzzamil
Editor/Posting : Imam Ghazali

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here