Binwin Cegah Stunting, Kemiskinan atau Mempersulit Pernikahan? Oleh : Yeni Aryani

0
141

Mewajibkan mengikuti bimbingan perkawinan untuk tiap-tiap pasangan yang mau menikah dianggap langkah tepat cegah atau mengurangi tingginya angka stunting dan dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga, sungguh anggapan yang sangat berlebihan sebab kemiskinan ataupun stunting terjadi bukan karena tidak adanya bimbingan pernikahan bagi pasangan muda.

Seperti yang dilansir oleh Tribunnewscom- calon pengantin yang mau melaksanakan pernikahan harus menjalankan syarat baru pernikahan yang telah diterbitkan oleh Direktorat Jenderal (Ditjen) Bimbingan Masyarakat (Bimas)Islam Kementerian Agama Indonesia yang akan mulai berlaku pada akhir Juli 2024, ungkap Kasubdit Bina Keluarga Sakinah, Agus Suryo Suripto Senin 25 Maret 2024.

Dalam keterangan resminya itu juga menyebutkan akan ada konsekuensi apabila tidak ikut bimbingan perkawinan atau Binwin. “Mereka yang tidak mengikuti bimwin tidak akan bisa mencetak buku nikah sehingga mereka mengikuti dulu bimwin” dan lebih lanjut mengatakan bahwa tujuan diadakannya bimbingan perkawinan ini adalah untuk meningkatkan “kesejahteraan keluarga, kebajikan ini juga merupakan langkah mengurangi angka stunting, oleh karena itu jangan ragu menyampaikan pada calon pengantin bahwa mengikuti Bimwin adalah kewajiban.”

Masalah ini terjadi karena banyak faktor salah satunya adalah salah pengelolaan sumber daya alam oleh negara yang mengakibat tingginya angka pengangguran yang memicu terjadinya tidak kriminalitas, tindak kejahatan demi untuk bertahan hidup. Masyarakat yang tidak mempunyai pekerjaan tetap, atau pekerja serabutan belum mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluarganya, untuk mencukupi pola makan empat sehat lima sempurna butuh biaya. Dan kita semua sudah mengetahui bagaimana harga pangan saat ini. Atasi kemiskinan, kekerasan terhadap perempuan ataupun cegah stunting yang terus menerus didengungkan dengan berbagai macam kebijakan yang sama sekali tidak menyentuh akar masalah.

Bagaimana proses penanggulangan kemiskinan, pemberian bansos dalam bentuk bahan atau uang apakah berhasil menjadikan masyarakat sejahtera. Progam UMKM yang menjadikan perempuan sebagai mata tombak untuk mendapatkan cuan apakah mampu memberikan kontribusi besar terhadap turunnya kdrt dan bimbingan perkawinan yang akan di wajibkan inipun bukanlah solusi tunas yang mampu mencegah terjadinya STUNTING apalagi mengentaskan kemiskinan yang sudah terprogram oleh elit global.

Tentunya kita semua harus apresiasi dengan segala upaya pemerintah dalam menyesuaikan begitu banyaknya problematika umat, namun sayangnya negara masih menutup mata dengan solusi yang terdapat dalam Alquran. “Allah SWT telah menjamin semua persoalan/problematika kehidupan umat manusia akan didapatkan solusinya didalam Islam, Allah SWT telah menurunkan Al-Qur’an sebagai penjelasan atas segala sesuatu” QS an-Nahl surat ke 16 ayat 89.

Bukanlah negara ini mayoritas penduduk dan pemimpinnya muslim. Mengapa memutuskan hukum satu perkara dengan mengambil hukum buatan manusia, mengapa tidak mengambil dari hukum Islam, rusaknya negara ini karena tidak pernah mau belajar dari gagalnya sistem buatan kaum penjajah. “Siapa saja yang tidak memutuskan hukum berdasarkan Wahyu yang telah di turunkan Allah mereka itulah kaum yang zalim” TQS Al Maidah surat ke 5 ayat ke 45.

Mengapa negara masih enggan untuk kembali ke syariat Islam yang sudah terbukti nyata keberhasilannya. Dalam Islam jelas hukum haramnya suatu pemikiran ucapan serta perbuatan, ketika hukum syara di tegakkan oleh negara masyarakat otomatis mengakui mengikuti arahan dan apapun yang diputuskan oleh pemimpinnya. Dengan kata lain umat atau masyarakat wajib menaati peraturan pemerintah (pemimpin) atau penguasa mereka sebagaimana dalam firman Allah SWT yang berbunyi “Wahai orang-orang yang beriman, taatlah kalian kepada Allah dan taatlah kepada Rasulullah SAW serta Ulil Amri (pemimpi)kalian” TQS an-Nisa’ surat ke 4 ayat 59. Dan hukum syara akan menjadi pengontrol prilakunya manusia agar tidak berbuat sesuka hatinya, karena dalam Islam besar atau kecilnya kesalahan atau kebaikan yang dilakukan akan balas oleh Sang Pencipta.

Wallahu alam biswaab

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here