Ditembak Ditresnarkoba Polda Sumsel, Bandar Sabu Asal Sekayu Tewas di Tempat

0
333

Kliksumatera.com, PALEMBANG- Pengedar sabu antarprovinsi tewas ditembak Petugas Unit 2 Sub 1 Ditresnarkoba Polda Sumsel karena melawan petugas dengan senjata api airsoft gun yang dimodifikasi dengan peluru tajam saat penangkapan.

Kejadiannya, Sabtu tanggal 6 April 2019 sekitar pukul 04.00 WIB di Jalan Talang Kelapa depan perumahan Spring Hiil Kecamatan Alang-Alang Lebar. Saat itu Ditresnarkoba Polda Sumsel melakukan under cover buy (menyamar sebagai pembeli) dengan tersangka M Asis. Setelah barang berupa jenis sabu telah diterima polisi yang sedang menyamar kemudian anggota yang menyamar berkata “Jangan Bergerak Kami Polisi”. Mendengar hal tersebut tersangka langsung mencabut senjata yang terselip di bagian perut depan dan langsung mengarah tembakan kepada anggota yang menyamar namun tidak mengenai anggota dan anggota langsung melakukan tindakan tegas dengan tembakan yang mengarah kepada tersangka di bagian atas dada kiri sehingga tersangka langsung jatuh dan langsung meninggal di TKP. Kemudian tersangka dibawa ke rumah sakit Bhayangkara untuk dimintakan VER dan barang bukti dibawa ke kantor Ditresnarkoba Polda Sumsel untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Demikian pres release Polda Sumsel (6/04/2019) di RS Bhayangkara Palembang yang disampaikan Kapolda Sumsel. Penangkapan tersangka membutuhkan waktu yang sangat panjang dan sangat hati-hati. Tersangka merupakan salah satu TO (Target Operasi) Ditresnarkoba Polda Sumsel yang merupakan bandar sabu 3,1 kilogram yang bernama M Asis warga Dusun Babat, Kecamatan Babat Supat Kabupaten Musi Banyuasin (Sekayu).

‘’Tersangka mencoba mencelakakan anggota dengan menembak menggunakan senjata api jenis airsoft gun yang dimodifikasi dengan menggunakan peluru tajam. Tersangka terpaksa kita tembak di dada bagian kiri karena sudah membahayakan nyawa anggota kami, kalau tidak dilakukan penembakan anggota kami yang kena tembak,’’ tegas Kapolda.

Dan tersangka juga sangat licin dengan menggunakan pengawasan dan anti pemesanan atau control delivery guna untuk memecahkan perhatian petugas yang ingin menangkapnya. Dan asal narkoba ini berasal dari Riau karena didapatkan dari hubungan komunikasi dengan menggunakan handphone tersangka.

Demikian papar Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara ketika gelar perkara di kamar forensik RS Bhayangkara Palembang.

Laporan : Yudi
Editor/Posting : Imam Ghazali

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here