Jika Cinta Nabi, Maka Taatilah Syariat

0
465

Oleh: Diah Ayu Anggraini

RASULULLAH SAW adalah manusia yang paling mulia, kelahirannya pun disambut dengan gembira oleh seluruh alam semesta.  Rasulullah SAW merupakan satu–satunya Nabi pilihan yang namanya bersanding dengan Allah SWT.

Ketika Nabi Adam bertaubat kepada Allah SWT beliau pun pertama – tama menyebut nama Muhammad karena pada saat berdoa beliau melihat di atas arasy ada nama Nabi Muhammad bersanding dengan Allah SWT. Oleh sebab itu, wajar jika Rasulullah berhak untuk dicintai oleh seluruh makhluk-Nya sesudah cinta kepada Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda :

لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ

”Belum sempurna keimanan salah seorang di antara kalian sampai ia menjadikan aku lebih dicintai dari kedua orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia.” (HR al-Bukhari)

Berkaitan dengan hadis di atas, Imam Ibnu Rajab rahimahulLah dalam Fath al-Bari (1/26), menyatakan, “Cinta kepada Nabi SAW merupakan pokok (prinsip) keimanan dan ia bersanding dengan cinta kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Allah SWT juga mengaitkan cinta kepada Nabi-Nya dengan cinta kepada-Nya. Allah SWT pun mengancam orang-orang yang mendahulukan cinta kepada keluarga, harta dan tanah air daripada cinta kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan Rasul-Nya SAW.”

Karena itu, tidaklah pantas seorang muslim mengaku beriman kepada Allah SWT, tetapi tidak mencintai Rasulullah SAW, kekasih-Nya. Tidak layak pula ia mengaku mencintai Rasulullah namun membenci apa yang diajarkan oleh beliau, mengabaikan hukum – hukumnya, bahkan membandingkan Rasulullah SAW dengan generasi di abad 20 ini, karena hal itu berarti telah terang – terangan memusuhi beliau.

Mencintai Rasulullah SAW adalah wajib karena beliau telah banyak berjuang dan bersusah payah demi tersebarnya cahaya Islam hingga ke seluruh penjuru dunia. Perjalanan dakwah beliau pun penuh suka cita, penuh tantangan bahkan siksaan dari kafir Quraisy. Jadi, apa yang membuat kita tidak mencintai Rasulullah yang hingga akhir hayatnya hanya umatnya yang beliau sebut, sampai beliau pun sangat merindukan kita yang bahkan belum pernah berjumpa dengannya. Lalu, dengan cara apa kita bisa membuktikan cinta kita kepada Rasulullah SAW, apakah hanya cukup dengan bershalawat kepada beliau?, atau memperingati hari kelahirannya? Jawabannya TIDAK, karena itu saja tidaklah cukup untuk membuktikan cinta kita kepada Rasulullah SAW.

Cara membuktikan rasa cinta kita kepada Rasulullah SAW adalah dengan menjalankan segala perintah  Allah SWT dan juga Rasulullah secara kaffah (menyeluruh) yaitu baik dalam akidah maupun syariah Islam secara ikhlas. Baik dalam hal ibadah, muamalah, pernikahan, sosial, hingga politik, dan pemerintahan. Karena ini merupakan konsekuensi keimanan kepada Allah SWT dan juga Rasulullah SAW. Suatu kemungkaran memisahkan rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya dengan menolak hukum-hukum Islam baik sebagian apalagi keseluruhan. Seperti melarang permainan judi, tetapi membiarkan sistem ribawi. Menerima hukum zakat dan haji, tetapi menolak hukum pidana potong tangan bagi pencuri. Membiarkan zina merajalela hingga menolak memperjuangkan tegaknya daulah Islam. Padahal tegaknya daulah Islam merupakan janji Allah dan juga kabar gembira dari Rasulullah SAW. Oleh karena itu hendaknya rasa cinta kita kepada Rasulullah bukan hanya di bibir saja, akan tetapi dengan mengikuti seluruh yang beliau bawa termasuk meneruskan perjuangan beliau yaitu mendakwahkan Islam demi tegaknya kembali daulah Islam. ***

Wallahualam bissawab.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here