Kegiatan Berbau Silaturahmi Langgar Protokol Covid-19

0
421

Oleh : Alam Subuh Fernando

Dalam menghadapi situasi krisis seperti sekarang, kepemimpinan seorang kepala negara, kepala daerah maupun kepala desa menjadi kunci untuk meminimalisasi penyebaran Covid-19.
Rasanya kita perlu berkaca pada negara seperti Cina, Singapura, Arab Saudi, Jerman, Vietnam, dan Malaysia. Setidaknya, negara-negara tersebut mampu bergerak cepat dalam mengidentifikasi warganya yang positif Covid-19 serta mampu menekan tingkat kematian.

Bagaimana dengan Indonesia? Presiden Joko Widodo mewanti-wanti tidak akan melakukan lockdown menghadapi pandemi Covid-19 dengan alasan bahwa setiap negara memiliki karakter, budaya, dan kedisiplinan berbeda-beda. Presiden menilai menjaga jarak antarmanusia adalah kebijakan yang paling pas di Indonesia. Data menunjukkan korban yang terpapar maupun meninggal terus bertambah banyak. Terlebih melihat budaya dan kedisiplinan masyaraat yang cukup rendah.

Artinya tidak ada kegiatan sosial yang menyebabkan dikumpulkannya masa dalam jumlah yang besar, baik di tempat umum, maupun di lingkungan sendiri. Akan tetapi realita di lapangan sungguh berbeda dengan apa yang sudah menjadi kebijakan pemerintah. Bahkan protokol kesehatan Covid-19 rasanya sudah tidak diterapkan oleh masyarakat Indonesia lagi khususnya di daerah Pesawaran yang terlalu menganggap remeh virus Corona tersebut.
Ramadhan di pusaran wabah pandemi Covid-19 bukannya menjadikan pribadi agar khusuk melaksanakan ibadah di rumah malainkan sebaliknya semua protokol kesehatan Covid-19 sangat diabaikan oleh masyarakat. Contonya tidak memakai masker saat berpergian, selalu keluar rumah tanpa ada kepentingan mendesak, ngabuburit, bahkan yang lebih ironisnya sampai melaksanakan buka bersama (bukber).

Adapun kegiatan tersebut mengundang begitu banyak kerumunan massa. Hari demi hari kegiatan tersebut terus berlanjut hingga akhir Ramadhan selesai.
Sepanjang Jalan Wayratai, Pesawaran, baik anak muda bahkan mereka yang sudah berkeluarga pun berperan aktif dalam melanggar aturan protokol kesehatan Covid-19. Sangat ironis memang melihat tingkat kedisiplinan masyarakat Indonesia khususnya warga Pesawaran.

Sesungguhnya, pandemi Covid-19 ini menjadi potret nyata bagaimana peran pemimpin Negara, Kepala Daerah maupun Kepala Desa dalam ikut berperan aktif memerangi Covid-19. Bagaimana seharusnya seorang pemimpin hadir dan mengelola konstituennya. Sebelum pandemi Corona menyerang negeri ini, kita dipertontonkan bagaimana para pemimpin formal maupun informal terlihat begitu acuh. Tak sedikit yang justru menyepelekan dengan melontarkan candaan yang sesungguhnya tak lucu.

Ibu pertiwi sedang menangis dengan semakin semaraknya penyebaran Covid-19, imbasnya begitu luar biasa, dari ekonomi, pendidikan, ibadah dan sebagainya ikut terkena dampak Covid-19. Harapannya baik pemerintah maupun masyarakat selaras dan kompak menyerukan dan memerangi Virus Corona tetap di jalan yang benar dan ikuti protokol kesehatan Covid-19.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here