Literasi Digital, Pentingnya Internet Untuk Pengenalan Budaya Bangsa.

0
213

Pagar Alam – Klik Sumatera – Bapak Presiden Republik Indonesia memberikan arahan tentang pentingnya Sumber Daya Manusia yang memiliki talenta digital. Ditindak lanjuti oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui Direktorat Pemberdayaan Informatika, Ditjen Aptika memiliki target hingga tahun 2024 untuk menjangkau 50 juta masyarakat agar mendapatkan literasi di bidang digital dengan secara spesifik untuk tahun 2021. Target yang telah dicanangkan adalah 12,5 juta masyarakat dari berbagai kalangan untuk mendapatkan literasi dibidang digital. Kemkominfo melalui Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika menyelenggarakan kegiatan Webinar Indonesia Makin Cakap Digital di Wilayah Sumatera di 77 Kab/Kota dari Aceh hingga Lampung.

Sebagai Keynote Speaker adalah Walikota Pagar Alam yaitu, Alpani Maskoni, S.H., dan Bp. Presiden RI Bapak Jokowi memberikan sambutan pula dalam mendukung Literasi Digital Kominfo 2021.

DIONYSIUS SENTAUSA (Web dan Mobile Developer), pada pilar KECAKAPAN DIGITAL. Dion memaparkan tema “BIG DATA DAN ARTIFICIAL INTELLIGENCE FOR E-COMMERCE”. Dalam pemaparannya, Dion menjelaskan artificial intelligence atau AI merupakan kecerdasan yang didemontrasikan oleh mesin. E-commerce merupakan aktivitas membeli dan menjual lewat media elektronik. Alasan menggabungkan AI dengan e-commerce ialah penggunaan kecerdasan mesin dalam mengelola data yang besar guna mendukung aktivitas jual beli melalui media elektronik. Alasan menggunakan teknologi ini, meliputi lebih keren dan modern, otomatisasi, meningkatkan user experience, serta meningkatkan revenue. Contoh penggunaan aritificial intelligence untuk e-commerce, antara lain big data analisis dan pembelajaran mesin, proses gambar dan komputer vision, serta proses bahasa natural.

Dilanjutkan dengan pilar KEAMANAN DIGITAL, oleh FRANS PADAK DEMON (Konsultan Media Internasional). Frans mengangkat tema “JEJAK DIGITAL DUNIA MAYA”. Frans membahas jejak digital merupakan catatan seluruh kegiatan online atau digital. Jejak digital, meliputi aktivitas media sosial, data bacaan dan berita, data kesehatan, data kartu kredit dan perbankan, serta data belanja. Ancaman terhadap jejak digital, antara lain pencurian data pribadi dan penyamaran serta menggunakan data untuk melakukan kejahatan terhadap orang lain. Jejak digital positif, meliputi lebih dipercaya dan lebih mudah dimanfatakan. Jejak digital negatif, diantaranya citra buruk dan ditolak. Cara menjaga jejak digital secara positif, diantaranya gunakan email berbeda untuk bisnis dan pribadi, tidak mengumbar data pribadi di internet, tidak menggunakan wifi publik untuk transaksi digital, serta berpikir sebelum mengunggah.

Pilar BUDAYA DIGITAL, oleh HENDRO DWI SAPUTRA, M.PD (Dosen STKIP Muhammadiyah Pagalaram dan Dosen UT Pokjar Pagalaram). Hendro memberikan materi dengan tema “LITERASI DIGITAL DALAM DUNIA PENDIDIKAN”. Hendro membahas literasi digital merupakan pengetahuan, kecakapan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, khusunya media digital. Media digital, antara lain alat komunikasi, jaringan internet, dan jejaring media sosial. Tantangan literasi digital, meliputi arus informasi yang banyak dan konten negatif. Gerakan literasi di sekolah, antara lain kegiatan partisipatif yang melibatkan warga sekolah, akademisi, penerbit, media massa, tokoh masyarakat dan pemangku kepentingan di bawah koordinasi Dirjen Dikdasmen, Kemendikbud. Gerakan sosial dengan dukungan kolaboratif berbagai elemen. Upaya yang ditempuh ialah untuk mewujudkan pembiasaan membaca, menulis, memahami informasi, khususnya peserta didik.

Prinsip-prinsip literasi sekolah, meliputi sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik, berlangsung terintegrasi dan holistik di semua area kurikulum, kegiatan literasi dilakukan secara berkelanjutan, serta kelibatkan kecakapan berkomunikasi lisan. Teknologi menjadi salah satu hal paling relevan dan dapat diterima secara luas dalam penyebaran dan pemertahanan budaya suatu daerah. Teknologi digital dapat menarik perhatian masyarakat untuk mengenal budaya suatu daerah. Teknologi digital dapat digunakan membuat konten budaya yang lebih menarik dan kreatif.

Narsumber terakhir pada pilar ETIKA DIGITAL, oleh MUHAMMAD FADILA KESUMA JAYA, S.T (Dosen STKIP Muhammadiyah Pagar Alam). Fadila mengangkat tema “DIGITAL ETTHIC ISSUE DAN TECHNOLOGY USE”. Fadila membahas aktivitas dunia digital layaknya pisau bermata dua karena terdapat aspek positif dan aspek negatif. Pada aspek positif mencakup, meningkatkan penelitian biomedis dan kesehatan, meningkatkan interaksi sosial dan pendidikan, serta teknologi digital faktor utama yang mendorong perkembangan kesejahteraan masyarakat dan individu. Pada aspek negatif mencakup, sebagai media terjadinya perlakuan diskriminasi, melemahkan atau merusak hak-hak dasar, serta kejahatan siber.

Upaya untuk mengatasi berbagai permasalahan etika digital dan pemanfaatan teknologi antara lain, turut serta mensukseskan program Indonesia makin cakap digital dengan meningkatkan literasi digital, menghormati perbedaan, berpikir sebelum membalas, empati, kasih sayang, memperlakuakan setiap orang dalam dunia maya dengan martabat dan hormat, serta membela diri sendiri dan orang lain.

Webinar diakhiri, oleh BAYU OKTARA (Public Figure, TV Host, dan MC). Bayu menyimpulkan hasil webinar dari tema yang sudah diangkat oleh para narasumber, berupa alasan menggabungkan AI dengan e-commerce ialah penggunaan kecerdasan mesin dalam mengelola data yang besar guna mendukung aktivitas jual beli melalui media elektronik. Cara menjaga jejak digital secara positif, diantaranya gunakan email berbeda untuk bisnis dan pribadi, tidak mengumbar data pribadi di internet, tidak menggunakan wifi publik untuk transaksi digital, serta berpikir sebelum mengunggah.

Upaya untuk mengatasi berbagai permasalahan etika digital dan pemanfaatan teknologi antara lain, turut serta mensukseskan program Indonesia makin cakap digital dengan meningkatkan literasi digital, menghormati perbedaan, berpikir sebelum membalas, empati, kasih sayang, memperlakuakan setiap orang dalam dunia maya dengan martabat dan hormat, serta membela diri sendiri dan orang lain. Prinsip-prinsip literasi sekolah, meliputi sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik, berlangsung terintegrasi dan holistik di semua area kurikulum, kegiatan literasi dilakukan secara berkelanjutan, serta kelibatkan kecakapan berkomunikasi lisan. (Dd)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here