
Oleh: Muzahidah (Aktivis Muslimah)
Keresahan bermula ketika beberapa warga melihat aktivitas buruk yang dilakukan sekelompok laki-laki, bermain perjudian dengan kata lain ”dig dong”. Khawatir akan timbul kriminal yang akan menimpa warga setempat, akibat dari ulah para lelaki itu ketika sewaktu-waktu mereka kalah taruhan. Akhirnya pihak warga melaporkan ke kapolsek setempat untuk menindaklanjuti kasus ini.
Setelah itu Kapolsek Medan Labuhan menggerebek sejumlah lokasi permainan judi di kawasan Jalan Rumah Potong Hewan dan Jalan KL Yos Sudarso, Simpang KIM, Medan Deli. Kepolisian menyita 3 unit mesin judi ketangkasan tembak ikan dan sejumlah mesin judi ding dong di lokasi tersebut, (globalsumut.com, 5/1/2021).
Bermain judi tidak asing lagi bagi setiap manusia yang hidup serba kacau seperti saat ini. Begitulah yang dirasakan warga medan, di mana ketika uang hanya dijadikan kebutuhan hidup dengan cara haram pun mereka lakukan tidak pandang baik buruknya. Bukan ini saja, banyak lagi seperti disediakannya tempat pelacur, menjual minuman keras, obat terlarang atau disebut narkoba dan lainnya. Para penikmatnya akan merasakan risiko buruknya mulai dari dosa, memfasilitasi anak istri atau keluarga dari uang haram, tidak berkah serta merusak tubuhnya sendiri, sehingga timbul berbagai penyakit.
Semuanya terjadi karena sistem kapitalisme yang rusak lagi merusak. Tidak heran jika setiap individu memilih jalan buruk untuk kehidupannya, karena negara membebaskan pilihan hidup individu. Mau itu kemaksiatan bahkan merusak tubuhnya, negara tidak peduli. Manusia yang ingin mencari uang instan pun jadi mudah dengan cara haram, akibatnya moralitas itu tidak terjaga karena pemimpinnya hanya mementingkan keuntungan saja. Ketika tempat kemaksiatan dibuka lebar dan tidak merugikan pemerintah maka itu sah saja baginya karena tidak ada aset negara yang keluar ketika mengurusi rakyatnya. Padahal semangkin berkembang kemaksiatan maka semangkin tinggi tindak kriminalitas yang akan dialami masing-masing individu. Seperti perjudian di Medan, jika negara abai dengan tanggung jawabnya, maka akan terjadi kriminalitas di jalan dengan cara merampok, memperkosa bahkan membunuh. Semua itu dirasakan oleh anak-anak, remaja, dewasa, orang tua, bahkan keluarga tercinta.
Akibat sistem sekuler-demokrasi, setiap individu menampakkan jati dirinya dengan minim akhlak. Negara abai dengan tanggungjawabnya, maka tidak heran jika kemaksiatan merajalela dan tidak mempunyai akhlak mulia seperti Rasulullah Saw contohkan dalam kehidupan. Pemerintah tidak memikirkan ini dengan jangka panjang, malahan membiarkan dengan alasan kebebasan pribadi. Sistem seperti ini tidak layak untuk diemban, karena manusia butuh asupan ilmu Islam yang akan melahirkan generasi cerdas tinggi akhlak. Sehingga kemaksiatan tidak ada lagi di negara ini bahkan di seluruh dunia, karena terjaga dengan akhlak mulia serta memiliki akidah Islam yang kokoh.
Sebagaimana Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ
”Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan”.(QS. Al-a’raf:96).
Dalam daulah Islam ini, semua tidak akan pernah terjadi yang dialami manusia mana pun. Sistem Islam akan melahirkan generasi bermartabat. Dengan cara memfasilitasi anak-anak didik untuk mendapatkan ilmu disekolahnya gratis bagi siapa saja membutuhkan dengan ilmu yang mencerminkan kepribadian Islam juga bersanding dengan akhlak mulia tercantum dalam Al-Qur’an. Maka tidak ada lagi manusia yang salah langkah serta mengambil jalan maksiat sebagai solusi kehidupannya. Islam sangat memuliakan martabat manusia untuk tetap melestarikan keimanannya hanya tunduk dan patuh terhadap perintah dan larangan dari Allah Swt. Islam juga akan melayani semua kebutuhan hidup manusia yang hidup dalam naungannya maka tidak ada lagi yang melakukan kemaksiatan serta tidak mencari rezeki dari uang haram.
Maka tidak ada solusi lain selain penerapan Islam secara kafah, mulai dari akar hingga cabang-cabangnya. Dengan Khilafah, kehidupan ditumbuhkan dengan kesuburan dari suasana keimanan serta pengurusan negara dalam memenuhi kebutuhan rakyatnya. ***
Wallahu’alam bissawab.


