
Oleh : Jumiliati
Sudah hampir 2 tahun, namun konflik atau lebih tepatnya disebut perang yang terjadi pada saudara muslim di sana.
Bersumber dari halaman berita Antara pada 10 Januari. Di Jalur Gaza hingga saat ini masih merajalela serangan dari Israel. Perang yang terjadi sejak 7 Oktober 2023 lalu menghancurkan hampir seluruh infrastruktur. Infrastruktur pendidikan tidak bisa digunakan karena telah rusak. Ada sekitar 352 sekolah di Gaza hancur. Sebagian bangunan yang tersisa digunakan sebagai tempat penampungan pengungsi.
Para guru di Gaza membangun ruang kelas darurat di kamp-kamp pengungsian yang sempit dan sesak. Para guru di Gaza bertekad mencegah munculnya “Generasi yang hilang” seperti yang diperingkatkan oleh PBB. Kelas darurat ini didirikan sejak dua bulan lalu yang berfokus pada pendidikan dasar. Kelas darurat ini mengajarkan Matematika, bahasa Arab, dan Sains. Kelas darurat ini menawarkan jalur pendidikan bagi anak-anak putus belajar dari sekolah formal sejak konflik terjadi. Para siswa duduk di tanah dengan membawa alat tulis dan catatan kecil untuk dibawa berkeliling, bagi mereka sekolah sederhana ini membawa arti penting untuk hidup normal.
Jika melihat atau membaca tragedi yang terjadi di Gaza sudah pasti sangat menguras air mata, betapa tidak kekejaman yang dilakukan oleh zionis terhadap warga Gaza bahkan melebihi kekejaman hukum rimba. Betapa dengan kejam nya tentara zionis menghabisi jiwa – jiwa lemah tak berdaya, mereka tak memperdulikan apakah wanita, lansia atau pun anak kecil semua harus mereka habisi demi ambisi mereka meratakan Gaza dengan tanah, menghabisi setiap jiwa yang ada di Gaza untuk membangun peradaban mereka.
Dan yang lebih menyakitkan lagi, kekejaman zionis seakan tak dapat tersentuh hukum, dan tak ada satupun negara muslim didunia ini yang menurunkan tentaranya untuk memerangi zionis terkutuk itu. Mereka seakan beramai – ramai menutup mata dengan penderitaan saudara muslim di Gaza, mereka hanya mampu mengecam perbuatan mereka tanpa ada keinginan untuk membela saudara muslim mereka. Bahkan yang paling mencengangkan ada diantara mereka justru berpihak dan bekerjasama dengan zionis.
Sungguh tidak akan ada habisnya kata – kata yang terucap untuk mengekspresikan betapa kita sangat marah dan kecewa sistem yang memaksa seluruh negara didunia ini untuk diam terhadap kekejaman yang terjadi di negeri para nabi tersebut. Ya, semua telah terstruktur secara sempurna oleh barat dalam memecahkan bela persatuan umat, berawal dengan meruntuhkan daulah Usmaniyah pada 3 Maret 1924 Masehi, lalu memecah negri – negri muslim dengan batas – batas tertentu atau nation state dan menancapkan paham nasionalisme yang memisahkan persaudaraan kaum muslimin.
Sungguh hanya kepiluan yang dapat kita rasakan bila melihat semua penderitaan warga Gaza terlebih lagi anak – anak Gaza. Bagaimana nasib anak-anak Gaza kelak ? Dapatkah mereka tumbuh secara normal seperti anak – anak lainnya? Masa depan seperti apa yang dapat mereka harapkan dari negri mereka yang telah porak – poranda?
Begitu banyak pertanyaan dalam benak kita yang tak dapat dihitung karena saking banyaknya memenuhi pemikiran kita yang mengharapkan kemerdekaan bagi warga Gaza, kita sangat menghawatirkan saudara muslim di Gaza disana beserta anak-anak mereka, anak-anak yang terpaksa menjadi karena kekejaman zionis laknatullah.
Namun kita lupa semangat juang mereka tak terkalahkan, karena sesungguhnya bukan sejak 7 Oktober 2023 lalu mereka terjajah namun jauh sebelum itu, ya mereka terjajah sejak 77 tahun yang lalu tepatnya pada 10 Maret para pemimpin zionis, atas usulan David Ben Gurion menyepakati Rencana Daleth. Rencana itu merupakan aksi terencana untuk pembersihan etnis terhadap warga Palestina. Tidak terbayangkan selama hampir delapan puluh tahun warga Gaza mengalami genosida oleh zionis laknatullah, akan tetapi mereka tak pernah gentar untuk menghadapi zionis penjajah, walaupun zionis bersenjata lengkap dan modern. Mereka tetap menghadapi serangan itu dengan tekad membela tanah mereka, tanah Para nabi, tanah kharajiyah yang selama – lamanya merupakan hak kaum muslimin.
Anak – anak Gaza pun sama beraninya seperti orang tua mereka, mereka terdidik dengan didikan Islami yang menjadikan mereka anak – anak yang kuat, tangguh dan tabah dalam menghadapi perang dihadapan mata mereka. Disaat anak – anak di seluruh dunia merayakan hari anak sedunia, anak – anak Gaza justru dirampas haknya oleh zionis penjajah. Tak ada gaung hari anak sedunia di Gaza suaranya diredam.
Melihat semangat juang anak Gaza yang berkobar, betapa diusia mereka yang masih dini yang seharusnya ada di bangku taman kanak – kanak, mereka dengan berani bertekad mengusir penjajah zionis dengan tangan kecil mereka. Sungguh mengagumkan semangat menjadi Mujahidin yang telah terpatri dihati anak-anak Gaza, semangat yang hanya dimiliki anak – anak Gaza.
Mereka tidak mengharapkan masa depan didunia, yang mereka harapkan adalah masa depan akhirat yang abadi. Gaza merupakan benteng pertahanan terakhir umat Islam, karena hanya Gaza yang fisiknya terjajah namun jiwa dan pemikiran mereka merdeka, hanya di dalam jiwa muslim Gaza Islam diterapkan seutuhnya. Zionis bisa menjajah tanah dan fisik mereka tapi tidak jiwa dan pemikiran mereka. Karena mereka rela mati sebagai syuhada demi tanah Palestina dari pada harus tunduk pada sistem toghut kapitalisme yang membelenggu seluruh dunia.
Kita lah yang seharusnya mengasihani diri sendiri, karena kita hidup dalam Kungkungan kapitalisme yang membelenggu jiwa dan pemikiran kita, hingga kita tidak berdaya untuk membela Gaza untuk menghentikan serangan zionis penjajah. Sungguh Genosida yang dilakukan zionis penjajah terhadap kaum muslim Gaza telah melebihi batas kemanusiaan, bahkan ini adalah sebuah kejahatan yang sangat kejam. Namun tidak ada satu pun negri muslim yang datang untuk menghentikan serangan yang terus dilakukan oleh penjajah zionis.
Semua derita anak – anak Gaza beserta orang tua mereka hanya akan selesai dengan dua cara yakni jihad khilafah. Sebagaimana warga Gaza yang berjihad untuk tanah air mereka, kita pun harus berjihad secara pemikiran, memerangi pemikiran dan saqofah asing yang membelenggu umat dalam setiap aspek kehidupan. Karena hanya dengan mempersatukan umat dalam pemikiran yang berlandaskan ideologi Islam kita dapat membangun kembali kehidupan Islam dan menyelamatkan saudara saudari muslim Gaza dan yang ada di seluruh penjuru dunia.
Sudah saatnya kita berjuang menegakkan kembali kehidupan Islam yang mengatur setiap aspek kehidupan dengan syariat Islam yang merupakan aturan yang Allah turunkan sebagai hukum yang harus diterapkan dalam setiap aspek kehidupan sebagai satu satunya sumber hukum. Allah SWT berfirman: “Dan barang siapa membunuh seorang yang beriman dengan sengaja, maka balasannya ialah neraka Jahanam, dia kekal di dalamnya.” TQS.An – Nissa : 93. ***


