Sehat Saat Ditangkap, Pulang Jadi Jenazah, Keluarga Sebut Tak Wajar

0
230

Kliksumatera.com, INDRALAYA– Firullazi (42) sudah tak bernyawa. Warga Perumahan Takeda Indralaya Kecamatan Indralaya Kabupaten Ogan Ilir itu dipulangkan setelah sehari sebelumnya ditangkap polisi di rumahnya atas tuduhan pencurian kambing.

Kedatangan Firullazi membuat sang istri tak kuasa membendung tangis. Dia histeris saat mengetahui kondisinya saat membuka kantong jenazah suaminya.

Setelah diperiksa pihak keluarga, di sekujur tubuhnya banyak terdapat luka memar, baik di muka dan badan serta kedua kaki remuk yang diduga akibat dihantam benda tumpul.

Di antaranya kedua kaki patah, kepala bagian kanan memar, hidung patah, wajah lebam, bibir pecah, kuping keluar darah, sekujur badan banyak bekas sundutan api rokok, kedua pergelangan kaki patah, betis banyak lubang seperti tembakan pistol, paha kiri kanan biru memar.

Pihak keluarga menilai, meninggalnya Firullazi sangat tak wajar. Iriani, istri Firullazi mengaku suaminya itu ditangkap pada Kamis 26 Januari 2023 lalu. “Sudah Solat Magrib suami saya ditangkap dan polisi tidak ada surat penangkapan,” kata dia, Sabtu 28 Januari 2023.

“Menjelang malam tersebut, puluhan polisi mendobrak pintu rumah dan menyebar ke seluruh kediaman kami,” lanjut dia.

Bahkan anaknya yang sedang mandi juga didobrak pintunya. Namun Firullazi tidak ada di rumah, namun sedang sholat di mushola samping rumah.

Iriani mengatakan polisi mengobrak-abrik rumah mencari senjata api namun tidak ada hanya mengambil pisau 3 di dapur dan 1 golok karatan di bawah kasur. “Suaminya saya kata polisinya maling kambing di Lampung,” ucap Iriani.

Sebelumnya, pihak keluarga berencana menuju Lampung untuk memastikan kondisi anggota keluarga mereka tersebut. Namun Firullazi lebih dulu tiba di rumahnya sekitar pukul 23.00 WIB 27 Januari 2023 dalam keadaan tak bernyawa.

Diantar oleh dua orang supir ambulans tanpa ada surat keterangan penyebab kematian dari RS ataupun surat visum. “Suami saya baik-baik saja saat ditangkap, banyak saksinya,” ungkapnya.

Pihak keluarga saat ini masih berdiskusi untuk menuntut keadilan atas meninggalnya Firullazi. Sekitar 20 anggota Polres OI pukul 03.00 subuh melakukan pemeriksaan korban di rumah duka.

Serta berencana keluarga ingin melapor ke Polda Sumatra Selatan, Polda Lampung hingga Mabes Polri. “Tapi kan ini harus visum dulu baru bisa jadi dasar laporan. Sedangkan jenazah suami saya kasihan, harus segera dimakamkan,” kata Iriani.

Sekitar pukul 12.00 WIB, jenazah Firullazi dimakamkan di TPU Tanjung Raja. Menurut keponakan korban, Uli (20), pertama datang tiga motor anggota kepolisian mengarah ke mushola. Tidak sampai lima menit langsung ada empat mobil yang datang langsung mendobrak pintu rumah dan anggota mereka langsung menyebar ke belakang dan samping rumah. “Mungkin ada sekitar 40 anggota polisi yang datang. Saat penangkapan itu sedang abis Sholat Maghrib di mushola di sebelah rumah. Kan abis puasa rajab, jadi minum dulu mecahkan baru sholat. Sempat ada salah tangkap, terus mereka tangkap om kami, idak melakukan perlawanan. Abis sholat langsung ditangkap,” katanya.

“Dikatoi polisi itu ke sepupu aku (anak korban) tau dak papa kamu gaweannyo apo, Papa kautu maling, tembak mati tulah. Katik tata keramanya, bukan om aku itu pembunuh. Yakin soalnya om aku idak pernah megang yang cak-cak itu. Kenapa om kami yang belum sempat diadili harus langsung dibunuh duluan,” jelasnya disaksikan seluruh warga.

Pihak keluarga juga sudah ke polres, mengatakan bahwa hal ini bukan wilayah wewenang Polisi Ogan Ilir. “Kami nak minta surat dan bantuan, kan polres itu mengayomi, ini tidak ada disuruh minta surat keterangan di Lampung. Kami rasanya putus asa dan kami pulang,” katanya.

Kini, pihak keluarga masih bermusyawarah dan menunggu kabar setelah paginya melapor ke Polda Sumsel. “Kami juga masih nak minta surat keterangan dari Polda Lampung,” tukasnya.

Menurut keponakannya, Firullazi sehari-hari membantu istrinya berjualan jilbab di kios pasar Indralaya. “Beberapa minggu ini (Firullazi) ada di rumah di Indralaya, jual pakaian, jilbab. Bantu istrinya di pasar kadang di rumah,” jelasnya. Sedangkan kejadian pencurian kambing tersebut berlangsung pada Jumat 20 Januari lalu.

Sementara kakak kandung korban, Faturrahman menyampaikan, pihaknya sudah ke polsek untuk melapor minta surat keterangan visum ke rumah sakit. “Kalau tidak ada surat tersebut kita tidak bisa visum ke rumah sakit dan polsek layo tidak mau mengeluarkan surat tersebut karna bukan wewenang dia malah nyuruh ke Lampung, maka dikasihlah surat untuk menemui Polres Kota Bumi Lampung Utara AKP Eko R (Kasat Reskrim Polres Kota Bumi) dan Jatanras Polda Lampung,” katanya.

Dia mengatakan, pihaknya hanya ingin rasa kemanusiaan bukan keadilan. “Karena tidak manusiawi ini hak azazi manusia Pak dan soal mati itu biasa kita manusia pasti akan mati tapi melihat kondisi jenazah adik saya ini meninggal dengan tidak wajar saya selalu kakak bukan menyesali kematiannya Pak,” tegasnya.

Kepala Desa Muara Penimbung Ilir, Novriadi mengungkapkan, saat ini pihak keluarga maupun Pemerintah Desa belum mengetahui kasus apa yang menyebabkan Firullazi ditangkap. Karena, pada saat penangkapan Polisi tidak menunjukkan surat perintah penangkapan serta Polisi darimana juga tak ada kejelasan sama sekali. “Demikian pula penyebab kematian warga kami ini juga tidak tahu, karena tidak ada selembar kertas pun yang diterima pihak keluarga dari rumah sakit,” tukasnya.

Sumber : Koransumeks.com
Editing : Imam Gazali

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here